Liputan6.com, Palembang - Pupuk subsidi yang dialokasikan pemerintah tak mampu memenuhi kebutuhan petani, karena pasokan subsidinya yang terbatas. Sedangkan harga pupuk nonsubsidi pun, terbilang mahal yang membuat petani kesulitan dalam mengalokasikan anggarannya.
Syamsul Asinar Radjam, Pembina Institut Agroekologi Indonesia (INAgri) memberikan solusi, agar para petani tidak tergantung dengan pupuk subsidi dari pemerintah, termasuk petani di Sumatera Selatan (Sumsel).
Yaitu dengan kerjasama antar-stakeholder, untuk membuat petani menjadi mampu untuk memutus ketergantungan terhadap pupuk kimia.
Baca Juga
Advertisement
Karena, sudah lama pemerintah mencanangkan program seperti Go Organik 2010 dari Kementerian Pertanian. Yang bertujuan mewujudkan Indonesia sebagai salah satu produsen pangan organik terbesar di dunia.
"Namun, program tersebut kurang berlangsung dengan baik,” ujarnya di Palembang Sumsel, Kamis (24/3/2022).
Agroekolog Sumsel ini melihat, orientasi Go Organik 2919 tidak seperti yang diharapkan, yakni memutus ketergantungan petani terhadap asupan pupuk kimia tersebut.
Namun sebagai gantinya, Syamsul berkata, pemerintah membangun infrastruktur dan segala macamnya untuk mendorong pabrik pupuk nasional.
“Yakni memproduksi pupuk organic, selain pupuk kimiawi yang jadi produksi unggulan mereka," ujar alumni Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya (Unsri) Sumsel ini.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Penyuluhan Petani
Syamsul menuturkan, untuk memberikan alternatif bagi ketergantungan pupuk kimia, memang perlu kesungguhan para pihak yang menemani petani.
Di mana, penyuluh benar-benar menjalankan penyuluhan dan pendampingan dengan sungguh-sungguh. Terutama dalam menyusun program pertanian.
“Bukan sekedar penyerapan anggaran, dan perlu memberikan garansi serta insentif bagi petani yang berikhtiar memutus ketergantungan pada pupuk kimia," katanya.
Advertisement
Dampak Pupuk Kimia
Terkait alternatif penggunaan pupuk organik, Syamsul menilai, pupuk alami atau pupuk organik bukan alternatif. Namun, menjadi sebuah keharusan.
Karena, sebagian besar tanah pertanian saat ini, sudah kehilangan kesuburan alaminya akibat penggunaan pupuk kimia terus menerus dalam jangka waktu lama.
"Solusinya adalah kembali mengembalikan sebanyak mungkin bahan organik ke tanah-tanah pertanian. Baik dalam bentuk kompos, pupuk hijau, bahan pembenah tanah, mulsa alami dan lain sebagainya," ungkapnya.