Departemen Kehakiman AS Dakwa 2 Orang Gara-Gara NFT, Kok Bisa?

Kasus kedua orang tersebut menjadi contoh pertama penegakan hukum AS menuntut seseorang dengan kasus Rug Pull dalam dunia NFT.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 25 Mar 2022, 16:41 WIB
Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash by Pawel Czerwinski)

Liputan6.com, Jakarta - Dua orang yang diduga berada di balik proyek token Non Fungible Token (NFT) "Frosties", telah didakwa pada Kamis dengan tuntutan pencucian uang dan penipuan jaringan oleh jaksa AS di Distrik Selatan New York.

Kasus kedua orang tersebut menjadi contoh pertama penegakan hukum AS yang menuntut seseorang dengan dugaan kasus Rug Pull dalam dunia NFT. 

Dalam industri kripto, istilah Rug Pull sudah tidak asing lagi bagi para penggiat industri tersebut. Rug Pull adalah bentuk penipuan dalam kripto yang di mana pengembang meninggalkan proyek yang telah mereka buat, setelah mengumpulkan dana dari investor. 

Dalam kasus ini, kedua orang tersebut melakukan skema Rug Pull dari proyek NFT yang dinamai “Frosties”. Bahkan server proyek mereka di platform Discord sempat ramai tak lama setelah kedua orang tersebut meluncurkan NFT Frosties pertama kali. 

Ethan Nguyen dan Andre Llacuna, yang menurut jaksa adalah orang di balik nama samaran Frosties, menipu investor NFT mereka lebih dari USD 1 juta atau sekitar Rp 14,3 miliar. Menghadapi konspirasi kriminal dan tuduhan kejahatan keuangan, mereka adalah salah satu terdakwa kriminal NFT pertama. 

"Tuan Nguyen dan Tuan Llacuna menjanjikan keuntungan dari Frosties NFT kepada investor, tetapi ketika terjual habis, mereka menarik permadani dari bawah korban, segera menutup situs web dan mentransfer uangnya," kata Jaksa AS Damian Williams dalam siaran pers, dikutip dari CoinDesk, Jumat (25/3/2022).

Agen khusus Investigasi Keamanan Dalam Negeri (HSI) Ricky J. Patel menambahkan, para pencuri yang ditangkap diduga bersembunyi di balik identitas online di mana mereka menjanjikan hadiah, dan peluang eksklusif kepada investor sebelum menerapkan skema Rug Pull mereka.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Apa Itu NFT?

Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash/Andrey Metelev)

Sebelumnya, saat ini aset kripto mulai diakui sejumlah pemerintah dan diterima perusahaan besar secara global. Di sisi lain, bitcoin dan ethereum membantu kemunculan aset digital baru, salah satunya NFT.

Pada paruh pertama 2020, penjualan NFT mencapai 12,1 juta euro. Industri ini menggabungkan teknologi dengan nilai seni meroket pesat mencapai  9,4 miliar euro pada akhir kuartal III 2021.

Lalu apa itu NFT?

Akronim NFT kian populer baik di dunia keuangan maupun seni karena koin ini bisa dipertukarkan. NFT adalah identifikasi unik yang dapat membuktikan kepemilikan barang digital. Aset digital ini membuat karya seni digital dan barang koleksi lainnya menjadi satu-satunya aset yang dapat diverifikasi yang mudah diperdagangkan di blockchain.

Sebelum kemunculan NFT, seni digital tidak memiliki nilai seperti mahakarya dari Monet atau Picasso. Ini hanya karena digital dapat dengan mudah diduplikasi dengan mengklik tombol, sehingga hampir mustahil untuk membedakan yang asli.

"Ada perangkat lunak yang memindai karya seni. Itu (NFT)  tidak bisa dipalsukan. Sama sekali tidak mungkin. Jika Anda memindai selembar kertas kosong dan selembar kertas kosong lainnya, keduanya berbeda karena perangkat lunak ini akan mengenali perbedaan antara dua lembar kertas kosong,” Jelas Sacha Jafri, dilansir dari laman euronews.next, ditulis Selasa, 28 Desember 2021.

Fenomena popularitas NFT membuat koleksi koin terbatas seperti Cryptopunks, Bored Ape Yacht Club, dan Cool Cats alhasil harganya pun melambung tinggi. Setiap koin hanya tersedia 10 ribu saja. setiap hari 1 ribu NFT terjual. Seperti karya seni tradisional yang ditemukan di pelelangan oleh Christie's atau Sotheby's, semakin langka karya seni tersebut, semakin tinggi harganya.

Baru-baru ini sepertiga sisanya dari 10 ribu koleksi Cryptopunks terjual dengan harga lebih dari 472 juta euro. Karya seni pixelated ini menunjukkan potensi penjualan NFT di masa depan kian gemilang.


Alasan Beli NFT

Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash by Pawel Czerwinski)

Bagi para investor baru mungkin bertanya-tanya mengapa seseorang melakukan penanaman modal ke sektor mudah terduplikat dengan mudah di ponsel atau laptop. NFT mahal digunakan sebagai gambar profil di akun media sosial guna menunjukkan kekayaan, seperti halnya pebisnis yang memakai jam tangan mahal.

Banyak orang yang membeli NFT menjadi bagian dari komunitas online. Memiliki NFT tertentu dapat memberi Anda akses ke konten eksklusif dan acara langsung.

Investor digital memanfaatkan pasar NFT demi menghasilkan uang dalam jumlah besar dengan jangka waktu singkat. Model bisnis dari banyak industri sedang dibentuk kembali untuk memasukkan perdagangan NFT.

Sebuah NFT tunggal dapat dibeli dan dijual beberapa kali. Akan tetapi, pembeli harus membayar biaya royalti kepada pemilik atau pencipta asli dengan setiap penjualan. Biaya royalti biasanya sekitar 10 persen.

"Karena kami dapat melacak kisah lengkap token di setiap transfer kepemilikan, para seniman mendapatkan sejumlah uang dari royalti,” tutur salah satu pendiri Jumy Charles Morin.

Apakah keterlibatan dalam NFT berasal dari kepentingan finansial, bergabung dengan komunitas, atau hanya karena kecintaan pada karya seni, masa depan NFT terlihat baik.

 

Reporter: Ayesha Puri

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya