Pemanfaatan 10 Ribu Dukungan dalam Kampanye Peluk untuk Orangutan oleh Kiehl's Indonesia

Kiehl's Indonesia telah menggagas empat isyarat cinta dalam kampanye Peluk untuk Orangutan.

oleh Asnida Riani diperbarui 26 Mar 2022, 14:30 WIB
Laporan kampanye Peluk untuk Orangutan yang digagas Kiehl's. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Liputan6.com, Jakarta - Kiehl's Indonesia telah menyelesaikan kampanye "Peluk untuk Orangutan," yang terselenggara sejak bulan lalu, pada Rabu, 23 Maret 2022. Brand general manager-nya, Venny Septianita, menyebutkan bahwa tahun ini, mereka berhasil mengumpulan 10 ribu dukungan lewat Gestures of Love inisasi pihaknya.

"Lalu, ada lima ribu kemasan (produk Kiehl's) yang terkumpul (untuk didaur ulang)," ia menyambung dalam jumpa pers di bilangan Jakarta Selatan, Rabu, 23 Maret 2022.

Merujuk pada dukungan yang terkumpul, mereka pun menyumbangkan Rp250 juta untuk membantu pelestarian Hutan Lindung Wehea di Kalimantan Timur, yang merupakan salah satu habitat orangutan. Dana tersebut dijelaskan Siang Geah, seorang tokoh masyarakat adat Wehea, akan digunakan untuk membantu kapasitas masyarakat adat Wahea menjaga populasi orangutan tidak menurun.

Juga, memfasilitasi para kelompok penjaga hutan, yang di dalamnya juga melibatkan anak muda. Menjaga kawasan hutan lindung seluas 29 ribu hektare, masyarakat Dayak Wehea membentuk Petkuq Mehuey (PM), bahasa lokal yang berarti "kelompok penjaga hutan."

"Selama ini, kelompok penjaga hutan telah berpatroli menggunakan alat seadanya," Siang yang hadir secara virtual mengatakan di kesempatan itu.

Selain itu, pihaknya juga akan bergerak selaras dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) dalam mendukung upaya pengelolaan hutan. Juga, adanya program beasiswa bagi anak-anak masyarakat adat Wahea untuk melanjutkan pendidikan, supaya bisa "meniumpkan semangat melestarikan hutan," katanya.

Hidup berdampingan dengan alam telah dilakukan masyarakat adat setempat selama terun-temurun. Semua aturan ini, Siang bercerita, telah tertuang dalam hukum adat yang mengikat.

"Menjadi keprihatinan bersama bahwa sekarang kami menemukan orangutan (yang lebih sedikit) dibanding orangtua kami. Jadi, sebagai (upaya) perlindungan dan penjagaan habitat orangutan, ada hukum adat," ia mengatakan.

Siang menyebut bahwa orangutan merupakan spesies payung penebar biji hutan. Karena itu, jika orangutan berkurang, kelangsungan ekosistem yang ada di hutan juga terancam. "Bayangkan betapa mahal jika harus menanam pohon secara manual (yang seharusnya bisa tumbuh dari biji yang disebar orangutan)," katanya menggarisbawahi pentingnya eksistensi orangutan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Komitmen Berkelanjutan

Ilustrasi orangutan. (dok. Biro Humas KLHK)

Pengelolaan habitat orangutan dan ekosistemnya di Bentang Alam Wehea-Kelay sebenarnya telah dicanangkan sejak 2015, dengan didirikannya Forum Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Wehea-Kelay. Forum ini memiliki 23 anggota yang terdiri dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, masyarakat, akademisi, dan lembaga swadaya masyarakat.

"Salah satu tujuan Forum KEE Wehea-Kelay adalah mendorong pengelolaan habitat orangutan secara kolaboratif dalam skala bentang alam dan mendukung viabilitas populasinya (secara) jangka panjang," terang Ketua Forum Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Wehea-Kelay, Ence Ahmad Raffidin Rizal.

Sementara Venny menjelaskan, kampanye #PelukUntukOrangUtan merupakan bagian dari komitmen keberlanjutan Kiehl’s: Future Made Better. Komitmen ini direalisasikan melalui dua pilar, yaitu Kiehl's Does dan Kiehl’s Gives.

Kiehl’s Does adalah langkah nyata membangun masa depan berkelanjutan melalui formulasi, pengemasan, dan manufaktur yang bertanggung jawab demi mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. "Pemanfaatan calendula misalnya dalam produk kami. Tanaman itu bisa terus ditanam secara berkelanjutan," Venny mengatakan.

Sedangkan Kiehl’s Gives merupakan komitmen untuk mengambil bagian dengan memberikan kontribusi sosial pada masyarakat. Tagar kampanye #PelukuntukOrangutan sendiri tidak dapat diartikan secara harfiah.

Pasalnya, memeluk fisik hewan yang dilindungi, seperti orangutan, secara langsung bukanlah praktik yang dianjurkan organisasi konservasi manapun. Selain dapat membahayakan kesehatan hewan tersebut, tindakan ini juga berdampak buruk pada manusia.


Pesan Penting

Laporan kampanye Peluk untuk Orangutan yang digagas Kiehl's di Epicentrum XXI, Kuningan Jakarta Selatan, 23 Maret 2022. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Selama kampanye, Kiehl's menggandeng Pradikta Wicaksono sebagai personality partner. Dikta mengatakan, "Bagi saya, pesannya sangat penting, yaitu agar kita semua, terutama generasi muda, menyadari bahwa apa yang terjadi pada orangutan itu secara jangka panjang berpengaruh pada keberlanjutan Bumi."

"Hutan dan orangutan adalah bagian dari ekosistem yang perlu kita jaga. Saya mengajak generasi muda untuk tidak menutup mata terhadap isu yang penting ini. Satu per satu dari kita bisa berperan aktif dalam menjaga kelestarian habitat orangutan," tuturnya.


Kali ke-3

Ilustrasi orangutan. (pexels/brett jordan).

Kampanye #PelukuntukOrangutan tahun ini merupakan kali ketiga bagi Kiehl's. Langkah serupa sudah diambil pihaknya pada 2016 dan 2018. Pada 2022, kampanye ini digagas dengan merilis Gestures of Love.

"Isyarat cinta" ini ditunjukkan dengan mengikuti tantangan misi di akun Instagram @kiehls.id, membeli produk Kiehl’s Ultra Facial Cream dengan stiker khusus, daur ulang kemasan produk kecantikan apa saja di outlet Kiehl’s di seluruh Indonesia, dan ikut menonton konser virtual bersama Nadin Amizah pada Rabu, 23 Maret 2022.

Chief of Corporate Affairs, Engagement, and Sustainability L'Oréal Indonesia, Melanie Masriel, menyambung, "Kami ingin menunjukkan bahwa L'Oréal mengambil bagian untuk berkontribusi dalam tantangan yang dihadapi dunia. Untuk melakukannya, L'Oréal Group menginvestasikan dana untuk kebutuhan sosial dan lingkungan yang mendesak."

"Juga, memastikan bahwa seluruh merek kami, termasuk Kiehl’s, mendorong transformasi dan berkontribusi untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan komitmen sustainability kami, L'Oréal For The Future, yaitu menghormati batasan-batasan planet dan berkontribusi dalam memecahkan tantangan lingkungan sosial," tandasnya.


Infografis Sampah Kemasan Produk Kecantikan

Infografis Sampah Kemasan Produk Kecantikan. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya