Liputan6.com, Jakarta Spotify mengumumkan bahwa mereka melakukan penghentian seluruh layanannya di Rusia tanpa batas waktu yang ditentukan.
Sebelumnya, platform streaming musik itu sempat menangguhkan layanan berbayar atau Premium mereka awal bulan ini, sebagai respon operasi militer Rusia di Ukraina.
Advertisement
"Spotify terus percaya bahwa sangat penting untuk mencoba menjaga layanan kami tetap beroperasi di Rusia untuk menyediakan berita dan informasi tepercaya dan independen di wilayah tersebut," tulis perusahaan sebagai alasan keberlanjutan layanan mereka saat itu.
Namun, mengutip Variety, Sabtu (26/3/2022), perusahaan menyebut undang-undang yang baru-baru ini diberlakukan di Rusia semakin membatasi akses informasi dan menghilangkan kebebasan berekspresi.
"Sayangnya, undang-undang yang baru-baru ini diberlakukan semakin membatasi akses informasi, menghilangkan kebebasan berekspresi, dan mengkriminalisasi jenis berita tertentu menempatkan keselamatan karyawan Spotify dan mungkin pendengar kami dalam risiko."
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Hentikan Layanan Berbayar
Sebelumnya, Spotify tidak menghentikan sepenuhnya layanan streaming mereka di Rusia. Penangguhan hanya dilakukan terhadap layanan berbayar atau Premium.
Meski begitu, mereka tetap membatasi konten-konten yang terkait dengan pemerintah Rusia di platformnya. Perusahaan pun mencabut semua konten milik media RT dan Sputnik, yang mendapatkan dukungan dari Kremlin, dari plaftorm Spotify.
Bersamaan dengan pembatasan-pembatasan tersebut, Spotify juga mengatakan telah menutup kantornya di Rusia tanpa batas waktu.
Selain itu, raksasa streaming audio ini juga akan memberikan dukungan individu terhadap karyawan Spotify di Ukraina, serta untuk "komunitas global pekerja Ukraina" mereka.
Spotify sendiri meluncurkan layanan mereka di Rusia dan Ukraina pada bulan Juli 2020, bersamaan dengan 10 negara Eropa lainnya.
Advertisement
1 Persen dari Total Pendapatan Spotify
Penangguhan layanan ini mungkin tidak akan merugikan Spotify secara signifikan, dan kemungkinan hanya akan membatasi pengaruh mereka di Rusia.
Rusia, mengutip Engadget, hanya mewakili satu persen dari total pendapatan Spotify. Meskipun begitu, Deloitte memperkirakan, layanan ini adalah layanan streaming musik terbesar kedua dengan pangsa 37 persen pada tahun 2021.
Selain itu, menurut Sensor Tower, saat Spotify hadir di Rusia, tercatat ada hampir 15 juta pemasangan aplikasi dari App Store dan Google Play. Sementara itu, sebelumnya, pesaing Spotify lain seperti Apple dan Deezer, juga telah melakukan penangguhan di Rusia.
Apple menghentikan semua penjualan produknya di Rusia pada awal Maret, sementara Deezer menghentikan layanannya di waktu yang hampir bersamaan.
(Dio/Isk)
Infografis Upaya Gencatan Senjata Rusia-Ukraina
Advertisement