Suhu Bumi Naik 1 Derajat Sejak Revolusi Industri, Simak Dampaknya ke Indonesia

Sri Mulyani menjelaskan, suhu bumi telah naik 1 derajat jika dibanding ketika revolusi industri di kisaran 1760.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Mar 2022, 12:09 WIB
Sejumlah anak muda menggelar aksi damai menyuarakan isu perubahan iklim diakibatkan kerusakan lingkungan bagian dari gerakan Global Climate Strike, di samping Gedung Merdeka, Jalan Asia-Afrika, Kota Bandung, Jumat (25/3/2022) sore. (Foto: Liputan6.com/Dikdik R)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, suhu bumi telah naik 1 derajat jika dibanding ketika revolusi industri di kisaran 1760. Memanasnya bumi ini tentu saja mengancam kehidupan makhluk hidup di bumi.

"Temperatur sudah naik 1 derajat dibanding saat dimulainya revolusi industri," kata Sri Mulyani dalam Orasi Ilmiah FEB UI, Jakarta, seperti ditulis pada Sabtu (26/3/2022). 

Dampak pemanasan tersebut sangat terasa bagi Indonesia sebagai negara kepulauan. Sejumlah wilayah pesisirnya telah mencatatkan kenaikan permukaan air laut dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini membuat banyak rumah warga terendam dan infrastruktur mengalami kerusakan.

Maka, upaya yang harus dilakukan dunia sekarang menjaga bumi dengan menghindari kenaikan suhu 1,5 derajat sampai 2 derajat. Bila perlu mengurangi temperatur dunia hingga 1 derajat demi keberlangsungan makhluk di bumi.

Namun di sisi lain, hal ini diakui semakin sulit karena semakin berkembangnya sebuah negara seperti Indonesia mak, kebutuhan energi makin tinggi. Artinya pelepasan emisi karbon pun akan terus meningkat. Sehingga yang menjadi pekerjaan rumah saat ini, menciptakan keseimbangan antara pelepasan emisi dengan kegiatan yang mampu menyerap polutan.

"Sekarang ini bagaimana emisi CO2 yang berlebihan dan besar ini dikurangi atau bahkan net emisinya dibuat 0. Jadi kalau ada kegiatan menghasilkan emisi, harus ada kegiatan yang bisa menutupi itu," kata Sri Mulyani.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Dunia Harus Tekan Kenaikan Suhu 2 Derajat

Sejumlah anak muda menggelar aksi damai menyuarakan isu perubahan iklim diakibatkan kerusakan lingkungan bagian dari gerakan Global Climate Strike, di samping Gedung Merdeka, Jalan Asia-Afrika, Kota Bandung, Jumat (25/3/2022) sore. (Foto: Liputan6.com/Dikdik R)

Pembahasan ini pun kata dia sudah ada sejak tahun 1997 dalam forum UNFCCC. Selama 10 tahun sampai tahun 2007, pembahasan perubahan iklim ini hanya dilakukan antar kementerian negara yang mengurus masalah lingkungan di dunia.

Namun hal itu rasanya tidak cukup untuk mendorong gerakan menjaga bumi. Maka, saat Indonesia menjadi tuan rumahnya, Indonesia mengundang para menteri keuangan untuk duduk bersama menyiapkan kebijakan yang lebih konkret dengan dukungan dari sektor keuangan.

"Ini membahas sisi keuangan perubahan iklim sampai tercapainya Paris Agreement (tahun 2016). Kemudian dunia harus bisa menghindari kenaikan suhu dunia dan ditekan 2 derajat kenaikannya," tutur Sri Mulyani.

Dalam pertemuan di Paris tersebut juga disepakati, Indonesia akan menurunkan emisi karbon hingga 29 persen dengan menggunakan anggaran pribadi. Penurunan emisi akan lebih besar menjadi 41 persen bila mendapatkan bantuan pendanaan dari global.

"Akan turun lebih drastis 41 persen kalau diantu dukungan global terutama dari negara maju dan lebih dulu melakukan revolusi industri di dunia ini," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya