Jokowi Harus Apresiasi Kementerian yang Banyak Belanja Produk Dalam Negeri

Presiden joko Widodo (Jokowi) seharusnya membuat kebijakan tegas dalam hal pengadaan barang dan jasa.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Mar 2022, 21:04 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan merombak (reshuffle) kembali jajaran kabinet kerjanya. Lalu siapakah yang diganti dan masih bertahan? (Foto: Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom INDEF Eko Listyanto menyarankan, Presiden joko Widodo (Jokowi) seharusnya membuat kebijakan tegas dalam hal pengadaan barang dan jasa. Pelaksanaan kebijakan ini juga harus diawasi dengan ketat.

"Harus ada penegasan, kalau tidak bisa dilaksanakan, harus ada implikasinya," kata Eko saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Sabtu (26/3/2022).

Eko memahami kemarahan Jokowi karena kementerian dan lembaga masih banyak yang impor. Padahal jika belanja APBN diarahkan ke produk lokal terutama UMKM maka akan bisa mendorong perputaran ekonomi.

Roda perputaran tersebut juga diharapkan semakin mendorong proses pemulihan ekonomi nasional yang sedang berlangsung. Sehingga percepatan ekonomi bisa tercapai setelah ambruk diterpa pandemi Covid-19.

Selain mengeluarkan kebijakan dan pengawasannya, Eko juga menyarankan agar pemerintah memberikan apresiasi kepada kementerian dan lembaga yang sudah menyerap produk lokal untuk kebutuhannya. Namun membandingkannya harus sesuai dengan level lembaga tersebut.

Pemerintah juga harus memberikan keleluasaan bagi kementerian/lembaga saat pengadaan barang dan jasa lewat sistem lelang. Bagi kementerian/lembaga yang membeli produk dalam negeri dengan harga sedikit lebih mahal dari produk impor mendapatkan pemakluman.

"Entah bagaimana caranya kalau dibeli yang harganya lebih mahal tapi pro produk lokal ini harus ada pemakluman," kata dia.

Sebab kata Eko, dari kacamata ekonomi hal ini sah saja dilakukan. Namun beda hal dari pandangan hukum yang justru mempertanyakan hal-hal mendetail tersebut.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com


Jokowi Kesal Pensil, Kertas, dan Pulpen Masih Impor

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kegiatan Arahan Presiden kepada Menteri, Kepala Lembaga, dan Kepala Daerah dan BUMN tentang Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia, di Bali. (Dok ekon.go.id)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku jengkel masih ada bawahannya yang menggunakan produk impor. Jangankan barang-barang kecil, pensil hingga kertas pun bawahannya masih menggunakan barang impor.

"Pensil, kertas, saya cek, impor, pulpen, apa ini, kadang-kadang saya mikir, ini kita ngerti enggak sih?" kata Jokowi saat memberikan pengarahan kepada jajaran menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIM), kepala daerah, dan direktur utama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tentang Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia di Nusa Dua, Bali, Jumat pada Jumat 25 Maret 2022. 

Jokowi pun mencurigai bawahannya tidak bekerja dengan detil. Pasalnya terlihat masih saja ada barang-barang impor yang dibeli.

"Jangan-jangan kita enggak kerja detil sehingga enggak ngerti barang yang dibeli itu barang impor. Buku tulis impor," bebernya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya