Survei Mandiri Institute: Belanja Masyarakat Cetak Rekor Tertinggi di Kuartal I 2022

Belanja masyarakat tumbuh tinggi dipicu oleh dua faktor, yakni peningkatan belanja persiapan jelang Ramadan dan Lebaran 2022 maupun pelonggaran mobilitas sosial masyarakat.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Mar 2022, 16:02 WIB
Salah satu merek minyak goreng yang dipajang di sebuah supermarket kawasan Jakarta, Jumat (25/3/2022). Sempat mengalami kekosongan stok, saat ini minyak goreng sudah kembali normal di supermaket dengan harga 2 liter mulai dari Rp 36 ribu - Rp45 ribu tergantung merek. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Belanja masyarakat di kuartal I 2022 sentuh level tertinggi sepanjang pandemi Covid-19. Hal tersebut berdasarkan survei yang dilakukan oleh Mandiri Institute. Tercatat, Mandiri Spending Index (MSI) capai 143,3 di minggu pertama Januari 2022, angka ini tertinggi sepanjang pandemi.

"Belanja masyarakat tumbuh sebesar 31 persen secara year on year (yoy) di bulan Januari dan 16 persen (yoy) sepanjang Februari," kata Head of Mandiri Institute, Teguh Yudo Wicaksono dalam keterangannya, Sabtu (26/3/2022).

Pertumbuhan tinggi ini dipicu oleh dua faktor utama. Yakni, peningkatan belanja persiapan jelang Ramadan dan Lebaran 2022 maupun pelonggaran mobilitas sosial masyarakat.

"Belanja kami perkirakan terus meningkat hingga pertengahan Mei 2022, dan untuk periode kuartal I-2022 akan lebih tinggi dibanding kuartal I-2021," bebernya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Dampak Vaksinasi

Petugas medis menyuntikkan vaksin Covid-19 pada warga dalam program vaksinasi massal Covid-19 di PMI Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (21/08/2021). PMI Kota Bekasi bekerjasama dengan Puskesmas Marga Jaya melaksanakan vaksinasi Covid-19 secara massal untuk 2000 peserta. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Selain dua faktor tersebut, vaksinasi adalah faktor penting dalam pemulihan belanja masyarakat. Dampak positif dari program vaksinasi ini terlihat dari terjaganya tingkat penularan COVID-19 pasca ledakan varian Delta, meski terjadi kenaikan mobilitas masyarakat.

Hal ini menyebabkan kenaikan belanja masyrakat tidak serta merta diikuti oleh kenaikan kasus COVID-19. Situasi ini berbeda dengan kondisi sebelum program vaksinasi massal dijalankan, dimana kenaikan belanja masyarakat kemudian diikuti dengan kenaikan kasus COVID-19.

"Dengan demikian, vaksinasi harus terus diperluas dan dipercepat, terutama menjelang peningkatan mobilitas masyarakat yang masif pada periode mudik Lebaran nanti," tutupnya.

 

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya