Bola Ganjil: Kesempurnaan Para Algojo di Adu Penalti

Ada kalanya sepak bola belum mengenal adu penalti. Kini adu penalti digunakan untuk mencari pemenang, meski kadang prosesnya berjalan panjang.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 27 Mar 2022, 00:30 WIB
Penyerang Lazio, Ciro Immobile saat mencetak gol lewat titik penalti ke gawang Venezia pada pertandingan Liga Serie A Italia di Stadion Olimpiade Roma, di Roma, Italia, Selasa (15/3/2022). Hasil tersebut membawa Lazio naik ke posisi lima klasemen dengan 49 poin. (AP Photo/Andrew Medichini)

Liputan6.com, Jakarta - Ada kalanya sepak bola belum mengenal adu penalti. Pada saat itu, kedua tim yang bertanding harus melakoni beberapa pertandingan untuk mengetahui pemenang.

Dengan kalender semakin padat, para operator mulai menggunakan sejumlah cara. Berawal dari perpanjangan waktu hingga akhirnya adu penalti.

Meski begitu, memasukkan penalti itu tidak mudah. Sang algojo harus mengatasi tekanan tinggi untuk menunaikan tugas. Tuntutan tersebut bakal membesar jika eksekusi mereka bakal menentukan hasil.

Maka wajar jika banyak yang gagal melakukannya. Nama-namanya pun tidak pandang bulu. Para legenda dan bintang seperti Pele, Diego Maradona, Johan Cruyff, Zinedine Zidane, Cristiano Ronaldo, dan Lionel Messi pernah jadi pesakitan.

Namun, Bola Ganjil kerap menceritakan anomali-anomali di sepak bola. Begitu pula terkait penalti.


Kegagalan Kiper

Kiper Chelsea Kepa Arrizabalaga gagal mencetak gol penalti saat adu penalti melawan Liverpool pada final Carabao Cup di Stadion Wembley, London, Minggu, 27 Februari 2022. Chelsea kalah 10-11 (0-0). (foto: AP Photo/Alastair Grant)

Final Piala Liga Inggris alias Carabao Cup 2021/2022 merupakan salah satu contoh. Sebanyak 10 algojo pertama dari Liverpool dan Chelsea sukses memasukkan bola ke gawang pada duel yang berlangsung 27 Februari lalu.

Ada James Milner, Fabinho, Virgil van Dijk, Trent Alexander-Arnold, Mohamed Salah, Diogo Jota, Divock Origi, Andy Robertson, Harvey Elliott, dan Ibrahima Konate di kubu The Reds.

The Blues membalas melalui Marcos Alonso, Romelu Lukaku, Kai Havertz, Reece James, Jorginho, Antonio Rudiger, N'Golo Kante, Timo Werner, Thiago Silva, dan Trevoh Chalobah.

Eksekutor ke-21 yakni kiper Liverpool Caoimhín Kelleher juga mampu melaksanakan tanggung jawab. Sampai akhirnya penjaga gawang Chelsea Kepa Arrizabalaga menjadi kambing hitam usai tendangannya melambung jauh menuju tribune Wembley.

 


22 Penalti Sukses

bola ganjil (Liputan6.com/Abdillah)

Namun rekor adu penalti tanpa penyelamatan terjadi pada perempat final Piala Afrika 2006 yang mempertemukan Kamerun dan Pantai Gading.

Seperti laga Liverpool kontra Chelsea, seluruh pemain mengambil penalti. Yang membedakan, para kiper bisa mencetak gol.

Di Kamerun ada Samuel Eto'o, Geremi Njitap, Timothee Atouba, Daniel Kome, Albert Meyong Ze, Jean Makoun, Rigobert Song, Alioum Saidou, Roudolphe Douala, Andre Bikey, dan Souleymanou Hamidou. Sedangkan eksekutor Pantai Gading mencakup Didier Drogba, Kolo Ture, Bakari Kone, Emerse Fae, Arouna Kone, Koffi Kouassi, Christian Romaric, Arthur Boka, Didier Zokora, Marc-Andre Zoro, dan Jean-Jacques Tizie.

 


Giliran Memutar

BOLA GANJIL (Liputan6.com/Abdillah)

Giliran pun memutar ke penendang pertama. Kali ini tendangan Eto'o tidak tepat sasaran. Drogba kemudian memaksimalkan situasi demi membawa tanah kelahirannya melaju ke babak berikut.

Sayang Pantai Gading gagal mengulang kesuksesan. Mereka kembali melakoni adu penalti pada final melawan Mesir. Kala itu Pantai Gading tumbang 2-4 usai bermain tanpa gol selama 120 menit.


Infografis

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya