Liputan6.com, Jakarta - E-commerce Tokopedia merespons kemarahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai banyaknya barang impor yang dicap produk dalam negeri. Barang-barang tersebut banyak beredar di marketplace atau e-commerce.
Head of Public Policy and Government Relations Tokopedia Hilmi Adrianto menyampaikan, Tokopedia sebagai marketplace domestik memastikan tidak memfasilitasi penjualan produk impor secara langsung.
Artinya, semua barang yang dijual dalam platform toko hijau tersebut sudah lebih dahulu masuk ke Indonesia dan melewati rangkaian proses di Bea Cukai kemudian dijual oleh pedagang domestik.
"Karena model bisnis Tokopedia adalah marketplace domestik, yang tidak memungkinkan adanya impor di dalam platform, maka yang bisa kami sampaikan bahwa produk yang dijual di Tokopedia sudah berada di Indonesia dan/atau sudah melalui proses bea cukai dari distributor dan dijual kembali oleh pedagang eceran," ujarnya saat dihubungi Merdeka.com, Sabtu (26/3).
Hilmi menerangkan, Tokopedia adalah marketplace domestik yang hanya beroperasi di Indonesia. Maka, pihaknya hanya menerima penjual asal Indonesia dan memfasilitasi transaksi dari Indonesia untuk Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Jokowi Marah
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan Jaksa Agung ST Burhanuddin jangan sampai melabel produk impor sebagai buatan dalam negeri. Sebab, tidak jarang Jokowi mendapati di marketplace banyaknya produk dalam negeri dicap sebagai impor.
"Saya awasi betul saya minta ke Pak Jaksa Agung jangan sampai barang-barang impor dicap produk dalam negeri karena sering di marketplace ada yang namanya aggregator, nge-capin-capin, heh jangan pikir kita enggak ngerti," kata Jokowi di Nusa Dua, Bali, pada Jumat 25 Maret 2022.
Tidak cuma Jaksa Agung, Jokowi juga minta agar menteri perdagangan, Dirjen bea cukai mengawasi hal itu. Terutama alat-alat kesehatan.
Lebih lanjut, Jokowi pun meminta agar seluruh pihak memanfaatkan e-catalog dan menggunakan barang-barang lokal. Dengan itu, perekonomian dalam negeri bisa meningkat.
"Bodoh sekali kita tidak melakukan ini. Malah beli barang-barang impor. Mau kita teruskan? enggak-enggak bisa. Kalau kita beli barang impor bayangkan bapak ibu kita beri pekerjaan ke negara lain duit kita capital outflow keluar pekerjaan ada di sana bukan di sini coba kita belokkan semua ke sini," katanya.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Advertisement