KTT G20 Menghitung Hari, BMKG Siap dengan Skenario Terburuk Potensi Bencana Alam

Dwikorita menyebut berbagai aksi mitigasi tersebut telah dipersiapkan sejak Indonesia resmi memegang Presidensi G20 Desember 2021 lalu.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Okt 2022, 13:59 WIB
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta DenpasarDwikorita menyebut berbagai aksi mitigasi tersebut telah dipersiapkan sejak Indonesia resmi memegang Presidensi G20 Desember 2021 lalu.: Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menegaskan BMKG telah menyiapkan berbagai langkah mitigasi guna mengantisipasi skenario terburuk apabila terjadi bencana alam saat pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15-16 November 2022 mendatang.

Dwikorita bahkan menyebut berbagai aksi mitigasi tersebut telah dipersiapkan sejak Indonesia resmi memegang Presidensi G20 Desember 2021 lalu. Bali yang akan menjadi pusat lokasi penyelenggaraan KTT G20 dengan tema 'Recover Together, Recover Stronger' telah dipersiapkan untuk mengantisipasi skenario terburuk gempa bumi dengan magnitudo 8.5 yang dapat membangkitkan gelombang tsunami dalam tempo waktu 20 hingga 38 menit.

"Mudah-mudahan KTT G20 berjalan aman dan lancar, tidak ada kejadian gempa bumi ataupun tsunami. Namun apabila terjadi sewaktu-waktu BMKG bersama BNPB, BPBD, TNI/Polri sudah siap dengan skenario terburuk," ungkap Dwikorita di Bali, Jumat (30/9/2022).

Dwikorita menyampaikan bahwa fokus utama dalam aksi mitigasi yaitu guna memastikan keamanan dan keselamatan Presiden dan Pimpinan Tinggi Negara peserta G20 manakala Bali diguncang gempa bumi dan tsunami. Adapun lokasi yang dipersiapkan adalah VVIP Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Hotel The Apurva Kempinski Bali, dan Kawasan Mangrove Taman Hutan Raya (TAHURA ) Ngurah Rai Bali.

BMKG bersama berbagai instansi lainnya, kata Dwikorita, menyiapkan Sistem Peringatan Dini dan Response Cepat Kedaruratan, termasuk jalur evakuasi, rambu evakuasi dan Tempat Evakuasi Sementara yg aman, serta sinergi antar pihak terkait penanganan kedaruratan.

Khusus tempat evakuasi, BMKG juga memastikan bahwa bangunan tersebut telah dibangun dengan konstruksi tahan gempa hingga magnitudo 8.5.

"Rencana kontigensi sudah disiapkan secara matang untuk menghadapi risiko bencana gempabumi dan tsunami. Kami juga terus melakukan pengecekan secara berkala dengan pelibatan berbagai instansi terkait guna mendukung kesuksesan agenda KTT G20. Semoga ikhitiar ini dimudahkan dan dilancarkan," imbuhnya.


Meminimalisir Korban Jiwa

Dwikorita optimistis, rencana aksi mitigasi yang telah dipersiapkan lebih dari satu tahun terakhir ini mampu meminimalisir jumlah korban jiwa dan kerugian yang ditimbulkan jika sewaktu-waktu dalam penyelenggaraan KTT G20 terjadi bencana alam gempa bumi dan tsunami.

"InsyaAllah, target BMKG adalah tidak ada korban jiwa dan tidak ada kerugian yang berarti," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya