Setop Keran Impor, Jokowi Harus Lakukan 3 Hal Ini

Baru-baru ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluhkan soal pengadaan barang dan jasa di institusi pemerintah dan BUMN yang lebih didominasi oleh barang impor.

oleh Tira Santia diperbarui 28 Mar 2022, 12:14 WIB
Presiden Jokowi menelfon Menteri Perdagangan soal kebijakan bawang impor (dok: IG @jokowi)

Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluhkan soal pengadaan barang dan jasa di institusi pemerintah dan BUMN yang lebih didominasi oleh barang impor.

Pengamat Ekonomi dari Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P.  Sasmita, menilai itu merupakan sinyal bahwa Jokowi kurang perhatian kepada kondisi struktural perekonomian nasional selama ini.

“Karena itu, tidak sekedar mengkritik,  pemerintah sudah waktunya mulai menginventarisir produk-produk kebutuhan domestik yang bisa diproduksi di dalam negeri dengan harga yang kompetitif alias tidak kalah bersaing, dengan harga produk impor dan kualitasnya yang juga bagus,” kata Ronny dalam keterangannya, Senin (28/3/2022).

Dia pun mengusulkan 3 hal yang harus dilakukan Pemerintah, agar pengadaan barang dan jasa di dalam negeri tidak melulu impor.

Pertama, pemerintah harus tetap fokus pada keunggulan komparatif industri nasional di segala sektor. Semua produk dan barang yang hanya ada di Indonesia harus diberi penekanan lebih dan didorong untuk muncul ke level nasional dan global. 

Kedua, setelah itu, membuka semua peluang untuk strategi substitusi impor,  memilah-milah barang dan produk yang bisa dialihkan ke dalam negeri dengan biaya yang kompetitif dan kualitas yang tetap bagus. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Strategi Keunggulan Kompetitif

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi pernyataan tentang impor beras di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (26/3/2021). (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Ketiga,  mulai memikirkan strategi keunggulan kompetitif untuk barang-barang produksi domestik yang bisa dibawa bersaing dengan produk global lainya.

Sampai saat ini,  nyaris tidak ada produk industri nasional yang muncul sebagai brand global, mayoritas adalah bahan-bahan mentah.

“Bukankah sangat disayangkan,” imbuhnya.

“Pendeknya,  ketiga strategi ini harus dijalankan secara paralel agar Indonesia tidak tertinggal. Pemerintah harus merumuskan ketiga strategi ini mulai dari konsep sampai ke tataran teknis dengan jangka waktu yang juga masuk akal,” pungkasnya.  

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya