Awali Pekan, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke 14.351 per Dolar AS

Rupiah diperkirakan melemah ke rentang 14.360 per dolar AS hingga 14.380 per dolar AS, dengan potensi penguatan ke arah 14.330 per dolar AS.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Mar 2022, 11:15 WIB
Teller menghitung mata uang Rupiah di Jakarta, Kamis (16/7/2020). Bank Indonesia mencatat nilai tukar Rupiah tetap terkendali sesuai dengan fundamental. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan di awal pekan ini. Pelemahan nilai tukar rupiah ini masih disebabkan karena tekanan perang yang masih berlangsung di Ukraina.

Pada Senin (28/3/2022), nilai tukar rupiah bergerak melemah 14 poin atau 0,1 persen ke posisi 14.351 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.337 per dolar AS.

"Belum ada perkembangan menuju kesepakatan damai (antara Ukraina dan Rusia)," ujar analis Pasar Uang Ariston Tjendra kepada Antara.

Menurut dia, perang telah memicu risiko inflasi dengan naiknya harga-harga komoditi di mana inflasi bisa menekan pertumbuhan ekonomi global.

Di sisi lain, pasar juga masih mempertimbangkan potensi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed yang agresif tahun ini.

Tingkat imbal (yield) hasil obligasi pemerintah AS telah menguat selama tiga minggu terakhir, di mana yield surat utang Negeri Paman Sam tenor 10 tahun sempat menyentuh kisaran 2,5 persen pada perdagangan akhir pekan kemarin.

"Level yang belum pernah disentuh sejak 6 Mei 2019," ucap dia.

Maka dari itu, kata Ariston, kenaikan tingkat imbal hasil tersebut mengindikasikan pasar berekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS akan lebih agresif tahun ini.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Data Tenaga Kerja AS

Teller menunjukkan mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Rabu (10/7/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup stagnan di perdagangan pasar spot hari ini di angka Rp 14.125. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pekan ini, data tenaga kerja AS yang akan dirilis bisa mendukung kebijakan kenaikan suku bunga acuan AS yang agresif pada tahun ini, dengan pertimbangan tingkat inflasi yang tinggi dan data tenaga kerja yang positif.

Untuk hari ini, mata uang Garuda diperkirakan melemah ke rentang 14.360 per dolar AS hingga 14.380 per dolar AS, dengan potensi penguatan ke arah 14.330 per dolar AS.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya