Liputan6.com, Yogyakarta Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mendorong penggunaan sertifikat vaksinasi COVID-19 untuk perjalanan lintas negara. Penggunaan itu juga perlu didukung dengan adanya aplikasi digital protokol kesehatan pada masing-masing negara.
Sertifikat vaksinasi COVID-19 dan penggunaan aplikasi protokol kesehatan dapat menjadi solusi yang akan mempermudah mobilitas pelancong. Upaya ini termasuk perwujudan harmonisasi standar protokol kesehatan global, seperti halnya paspor yang berlaku sama di semua negara.
Baca Juga
Advertisement
"Sebagai tuan rumah Presidensi G20 2022, setelah mengambil 'tongkat' dari Italia, kami berkomitmen mempromosikan Arsitektur Kesehatan Global dan memperkuat sistem kesehatan. Pada saat yang sama, memungkinkan bagaimana upaya perjalanan internasional yang aman," ujar Budi Gunadi dalam pidato acara Opening Ceremony The First G20 Health Working Group (HWG) 2022 di Yogyakarta pada Senin, 28 Maret 2022.
"Terlebih, kita melihat dampak pandemi terjadi pembatasan, lockdown, dan penurunan ekonomi global. Pandemi telah mengajari kita bagaimana saling berhubungan dan bergantung satu sama lain. Kami melihat sertifikat vaksinasi yang dapat diakses melalui aplikasi digital dapat menjadi pembahasan bersama."
Diharapkan pada pertemuan 1st Health Working Group, negara-negara G20 dapat mencapai kesepakatan standar protokol kesehatan global. Pelonggaran mobilitas harus tetap diiringi dengan sistem protokol kesehatan yang menjamin individu aman.
"Saya dengan hangat menyambut Anda semua, para delegasi negara-negara G20 untuk berkumpul dalam 1st Health Working Group dan mengembangkan solusi yang bisa diterapkan, sehingga setiap pelancong dapat dengan aman berpindah, dari satu kota ke kota lain, dari satu negara ke negara lain," ucap Budi Gunadi.
Protokol Kesehatan Berbeda Sebabkan Ketidaknyamanan
Perkembangan COVID-19 yang terus terjadi juga memungkinkan pembukaan lintas batas bertahap. setiap negara mulai menerapkan protokol berbasis risiko kesehatan masyarakat.
Menilik hal itu, Budi Gunadi Sadikin melihat otoritas negara menerapkan protokol kesehatan yang berbeda dan secara konsisten berubah-ubah. Akibatnya, hal itu menimbulkan kompleksitas dan menyebabkan ketidaknyamanan, terutama bagi pelancong.
"Saya berpikir, mengapa di sektor lain seperti imigrasi, kita dapat memiliki dokumen tunggal sederhana yang disebut paspor dan proses pemeriksaan sederhana. Hampir 8 juta orang di dunia dapat dengan mudah menggunakan paspor," lanjutnya.
"Karena sektor kesehatan ini penuh dengan orang-orang pintar, kita harus bisa meniru keberhasilan yang telah ditemukan dan diterapkan oleh sektor lain. Adanya standar protokol, kita bisa lebih terhubung secara tak kasat mata, yang membuat masyarakat kita tetap hidup bersama dengan damai."
Demi mewujudkan kesepakatan dan wujudkan standar protokol kesehatan, Menkes Budi Gunadi mengajak negara-negara G20 bekerja sama dan berkolaborasi.
"Saya tahu kami berbeda dalam pandangan politik dengan Anda sekalian (negara-negara G20), tapi kesehatan adalah masalah kemanusiaan. Oleh karena itu, inilah saat yang tepat, kita perlu bekerja sama, apapun perbedaan pandangan politik dan perbedaan tingkat ekonomi kita," imbuhnya.
Baca Juga
Advertisement