Liputan6.com, Jakarta - Periode lock up saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) terhadap sejumlah pemegang saham strategis sudah dibuka mulai Senin, 28 Maret 2022.
Mengutip prospektus penawaran umum perdana perseroan terkait dengan lock up saham, berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 25/POJK.04/2017 tentang pembatasan atas saham yang diterbitkan sebelum penawaran umum terdapat 48.084.730.269 saham perseroan yang dimiliki oleh pihak yang memperoleh saham perseroan dengan harga pelaksanaan di bawah harga penawaran umum perdana dalam jangka waktu enam bulan sebelum penyampaian pendaftaran ke OJK (pemegang saham wajib lock up). Pihak tersebut dilarang mengalihkan sebagian mengalihkan sebagian atau seluruh saham perseroan yang dimilikinya hingga 8 bulan setelah pernyataan pendaftaran sehubungan dengan penawaran umum perdana menjadi efektif.
Adapun pemegang wajib lock-up tersebut terdiri dari 32 pemegang saham termasuk 204 pemegang saham perorangan yang merupakan karyawan atau ex-karyawan.
Baca Juga
Advertisement
"Betul, hari ini lock-upnya dibuka,” ujar Head of Media&Communications Bukalapak, Fairuza Ahmad Iqbal, dikutip dari keterangan tertulis.
Selain pemegang saham yang wajib lock-up, ada juga 22 pemegang saham lock up sukarela dengan jumlah saham lock-up 25.717.604.104 saham. Pemegang saham tersebut sepakat untuk tidak menjual atau mengalihkan 90 persen sahamnya dalam perseroan hingga delapan bulan setelah pernyataan pendaftaran sehubungan dengan penawaran umum perdana menjadi efektif.
Saham BUKA Menguat
Pada periode pembukaan lock-up saham tersebut, saham Bukalapak menguat pada Senin, 28 Maret 2022. Saham BUKA naik 6,49 persen ke posisi Rp 328 per saham pada penutupan perdagangan sesi pertama, Senin, 28 Maret 2022.
Saham BUKA dibuka stagnan Rp 308 per saham. Saham BUKA berada di level tertinggi Rp 340 dan terendah Rp 296 per saham. Total frekuensi perdagangan 26.466 kali dengan volume perdagangan 15.080.557 saham. Nilai transaksi Rp 479,8 miliar.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bukalapak Genggam 35 Persen Kepemilikan di AlloFresh
Sebelumnya, PT Bukalapak.com Tbk atau Bukalapak (BUKA) resmi gandeng Trans Retail Indonesia luncurkan platform belanja kebutuhan sehari-hari secara daring. Didukung Growtheum Capital Partners, kolaborasi Bukalapak dan Trans Retail Indonesia memperkenalkan AlloFresh.
AlloFresh akan memulai bisnisnya dengan pendanaan awal Rp 1 triliun, menawarkan lebih dari 150.000 SKU dari sekitar 10.000 pemasok dengan pengiriman cepat dalam waktu 3 jam serta layanan quick commerce dengan opsi pengiriman 30 menit di seluruh Indonesia.
President PT Bukapalak.com Tbk, Teddy Oetomo menyebutkan, porsi kepemilikan dari AlloFresh saat ini didominasi oleh Trans Retail Indonesia.
"Bukalapak memiliki 35 persen kepemilikan. 55 persen Trans Retail Indonesia, dan 10 persen Growtheum Capital Partners,” ungkapnya dalam konferensi pers, Rabu (2/3/2022).
Rencana kolaborasi ini sebelumnya disampaikan oleh Founder & Chairman CT Corp, Chairul Tanjung pada Januari 2022. Saat itu dengan asumsi hanya ada dua pihak yang terlibat, kepemilikan masing-masing 55 persen untuk Trans Corp, dan sisanya 45 persen Bukalapak.
"Kami akan bentuk perusahaan patungan e-commerce khusus untuk fresh and grocery antara Trans Retail dan Bukalapak," kata CT.
Trans Retail Indonesia memiliki rangkaian produk yang luas dan hubungan lebih dari 25 tahun dengan pemasok dan produsen produk makanan dan rumah tangga paling populer di Indonesia.
Dikombinasikan dengan kekuatan teknologi Bukalapak, pelanggan AlloFresh dapat dengan mudah melakukan pemesanan baik melalui aplikasi/website online maupun melalui fitur "Click & Go" di toko-toko TRANSMart di seluruh Indonesia. AlloFresh akan menjamin kualitas dan kesegaran produknya dengan harga terbaik.
Advertisement