Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joe Biden diperkirakan akan mengusulkan pajak minimum baru yang sebagian besar akan diberikan kepada miliarder di Amerika Serikat.
Kabar pajak baru itu muncul ketika Biden mengumumkan rencana anggaran tahun 2023 AS, menurut sebuah dokumen yang diperoleh CNBC International.
Advertisement
Dilansir dari CNBC International, Senin (28/3/2022) pajak yang bernama "Pajak Penghasilan Minimum Miliarder," itu akan menagih tarif minimum 20 persen untuk keluarga di AS yang mengantongi aset atau kekayaan lebih dari USD 100 juta (Rp 1,4 triliun).
"Pajak minimum ini akan memastikan bahwa orang Amerika terkaya tidak lagi membayar tarif pajak yang lebih rendah dari guru dan petugas pemadam kebakaran," demikian dokumen itu.
Retribusi yang diusulkan diharapkan dapat mengurangi defisit sekitar USD 360 miliar dalam dekade berikutnya.
Jika miliarder di AS sudah membayar 20 persen dari pendapatan penuh mereka, mereka tidak akan membayar pajak tambahan berdasarkan proposal tersebut.
Tetapi jika mereka membayar kurang dari 20 persen, berarti akan berutang "pembayaran isi ulang" untuk memenuhi jumlah minimum baru tersebut.
"Akibatnya, pajak minimum baru ini akan menghilangkan kemampuan pendapatan yang belum direalisasi dari rumah tangga dengan kekayaan sangat tinggi untuk tidak dikenakan pajak selama beberapa dekade atau generasi,” kata dokumen tersebut.
Akankan Kongres AS Memproses Usulan Baru Pajak Miliarder dari Joe Biden?
Proposal pajak baru ini adalah bagian dari rencana anggaran 2023 Biden yang diharapkan akan dirilis pada Senin (28/3/2022).
Namun yang menjadi perhatian, adalah apakah Kongres akan melanjutkan proposal Biden.
Tahun lalu, Demokrat Senat sudah meluncurkan usulan pajak miliarder, yang akan mengambil keuntungan modal yang belum direalisasi dari orang terkaya di AS.
Tetapi usulan itu akhirnya tidak dilanjutkan.
Pada tahun fiskal 2021, defisit federal AS mencapai hampir USD 2,8 triliun - sekitar USD 360 miliar lebih sedikit dari pada tahun 2020, menurut Congressional Budget Office.
Pemulihan ekonomi setelah posisi terendah saat pandemi juga merupakan faktor dalam menurunkan defisit.
Gedung Putih memuji program American Rescue Plan, yang dibuat untuk mendukung bantuan kepada orang Amerika yang berjuang selama krisis Covid-19, untuk membantu pertumbuhan ekonomi hingga 5,7 persen di tahun 2021.
Advertisement