Harga Cabai hingga Gula Pasir Makin Mahal jelang Puasa, Rawit Merah Rp 60 Ribu

Sedangkan abai merah besar juga mengalami kenaikan dan berada di harga Rp 55.000 per kilogram. Kemudian, cabai merah keriting berada di Rp 48.500 per kilogram.

oleh Arief Rahman H diperbarui 28 Mar 2022, 17:44 WIB
Pedagang cabai merah merapikan dagangannya di Pasar Jati, Jakarta, Kamis (10/3/2022). Kenaikan harga cabai rawit merah di Pasar Jati dipicu pasokan yang menurun akibat cuaca buruk di sejumlah daerah penghasil. (Faizal Fanani/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah bahan pangan terpantau mengalami kenaikan kurang dari satu pekan jelang Ramadan. Bahkan, kenaikan harga yang sebelumnya terjadi beberapa bulan lalu belum mengalami penurunan.

Sejumlah bahan pangan seperti cabai rawit merah hingga gula pasir terpantau masih dijual dengan harga di atas normal. Di sisi lain, harga minyak goreng curah pun yang sempat ditetapkan pemerintah Rp 14.000 per liter terpantau masih tinggi.

Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia Reynaldi Sarijowan memaparkan, sejumlah komoditas pangan yang mengalami kenaikan di pasar tradisional. ia mengakui belum ada tren penurunan harga yang terjadi sejak beberapa waktu lalu.

“Dari sekian banyak komoditas pangan yang naik seperti cabai rawit merah ini sudah tembus di angka Rp 60-61 ribu per kilogram, sementara normalnya ini Rp 33-35 ribu. Ini belum bisa kita bilang turun karena normalnya di bawah Rp 61 ribu,” katanya saat dihubungi Liputan6.com, Senin (28/3/2022).

Masih di kategori cabai, ia menyebut, cabai merah besar juga mengalami kenaikan dan berada di harga Rp 55.000 per kilogram. Kemudian, cabai merah keriting berada di Rp 48.500 per kilogram.

“Kalau kita lihat di sentra penghasil cabai rawit seperti di Jawa Timur dan di Jawa Tengah ini mengalami beberapa kendala seperti faktor musim penghujan, dan pada bulan 4 nanit ini ada panen raya, harapan kami harganya mampu ditekan,” katanya.

“Tapi kami khawatir saat panen raya nanti ini harganya malah anjlok,” imbuh dia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Bahan Pangan Lain

Pedagang menunjukkan bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Rabu (17/6/2020). Penerapan PSBB yang diberlakukan sejak April-Juni 2020 menyebabkan harga bawang merah merangkak naik Rp 45 ribu-Rp60 ribu per kilogram akibat kelangkaan di daerah pemasok. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sementara itu, ia juga mencatat kenaikan harga bawang merah yang berkisar Rp 36.000 per kilogram dari harga normal Rp 29.000 per kilogram. Di sisi lain, harga ayam broiler ras juga mengalami kenaikan berada di Rp 39.000 per kilogram dan telur ayam ras berada di posisi Rp 25.000 perkilogram.

Sementara itu, daging sapi kini berada di kisaran Rp 140.000 per kilogram dan gula pasir berada di harga Rp 14.500 per kilogram.

“Ini cukup menarik untuk minyak goreng, walau sudah disubsidi oleh pemerintah untuk kategori curah, namun beberapa fakta di lapangan yang kami temukan tembus Rp 20.000 per liter,” katanya.

“Daging juga ada di Rp 140.000 per kilogram, jelang ramadan nanti ini begitu permintaan cukup tinggi maka yang perlu diantisipasi adalah stoknya. Kalau ada stoknya, segeralah banjiri ke pasar melalui berbagai cara dan tahapan. Agar di hulu ini petani, peternak merasa diuntungkan dan pedagang diuntungkan dengan supply and demand yang seimbang,” paparnya.

 

 


Tiga Fase Kenaikan

Pedagang menata minyak goreng di sebuah pasar di Kota Tangerang, Banten, Selasa (9/11/2011). Bank Indonesia mengatakan penyumbang utama inflasi November 2021 sampai minggu pertama bulan ini yaitu komoditas minyak goreng yang naik 0,04 persen mom. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Reynaldi juga menerangkan, ada tiga fase yang biasanya terjadi kenaikan harga. Yakni, 7 hari menjelang ramadan, 3 hari menjelang Idul Fitri, dan 7 hari pasca idul fitri. Namun, ia mencatat kenaikan harga terjadi jauh hari sebelum ramadan.

“Namun ini 30 hari sebelum ramadan harga-harga sudah tinggi, fase kedua H-3 memasuki idul fitri, harga-harga biasanya naik karena pedagang mau pulang kampung,” katanya.

“Pemerintah harus antisipasi dengan mengguyur stok yang dimilikinya dan didistribusikan langsung ke pasar,” imbuh dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya