Liputan6.com, Kendari - Bendera Merah Putih setengah tiang berkibar di rumah-rumah warga, menyambut kedatangan jenazah almarhum Letnan Satu Anumerta Marinir Muhammad Iqbal, di Desa Anggotoa, Kecamatan Wawotobi, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara. Iqbal merupakan anggota TNI yang gugur akibat serangan kelompok bersenjata di Papua, Sabtu sore (26/3/2022) lalu.
Kepala Desa Angggotoa, Liyasmon, yang ditemui di rumah duka di Konawe, Senin (28/3/202) mengatakan, pengibaran Bendera Merah Putih setengah tiang kompak dilakukan warga sebagai bentuk penghormatan kepada pahlawan putera terbaik daerah yang gugur terkena granat kelompok bersenjata di Papua.
Advertisement
"Ini arahan dari militer, setelah ada arahan dari militer, kami pemerintah setempat mengarahkan masyarakat untuk mengibarkan bendera Merah Putih setengah tiang," katanya.
Menurut dia, sosok perwira pertama muda Korps Marinir TNI AL itu dikenal baik dalam bersosialisasi ke masyarakat dan tidak pernah merepotkan pemerintah desa setempat.
"Almarhum ini sebagai putra terbaik asli Desa Anggotoa. Ia sangat baik, soleh, tidak pernah merepotkan pemerintah, selama ini dia berada di desa ini, kita kategorikan putra terbaik," ucap dia.
Iqbal merupakan anak bungsu dari empat orang bersaudara, lahir di Desa Anggotoa, pada 26 November 1994, anak pasangan orangtua bernama Hartini dan Maris.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kerabat Berdatangan
Sementara itu, kerabat almarhum sudah berdatangan ke rumah duka di Desa Anggotoa. Rangkaian karangan bunga juga tampak berjejer di sepanjang jalan poros desa hingga masuk ke lorong rumah korban.
Ditemui di rumah duka, Alung Faisal (21), sepupu Iqbal, mengatakan Iqbal dikenal baik dalam menjalin silaturahmi bersama keluarga.
"Almarhum rajin salat, baik sekali sama keluarga, penampilannya biasa-biasa saja, tidak sombong. Kami sangat kehilangan sekali, bahkan ibunya kemarin pas dengar kabar sepupuku (Iqbal) meninggal, langsung pingsan, bapaknya tahan air mata," katanya sambil menahan kesedihan.
Advertisement