Arab Saudi Siap Batalkan Balapan F1 Jika Serangan Bom Houthi Kembali Mengancam

20 pembalap Formula-1 nyaris memboikot balapan setelah serangan rudal terhadap depot minyak 10 kilometer timur sirkuit menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan di tempat tersebut.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 28 Mar 2022, 18:13 WIB
Ilustrasi bendera Arab Saudi (AFP Photo)

Liputan6.com, Riyadh - Menteri Olahraga Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz Bin Turki Al-Faisal, mengatakan negaranya tidak akan ragu-ragu untuk membatalkan balapan F1 akhir pekan ini jika dirasa ada ancaman keamanan yang nyata terhadap acara tersebut. 20 pembalap Formula-1 nyaris memboikot balapan setelah adanya serangan rudal terhadap depot minyak 10 kilometer timur sirkuit menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan di tempat tersebut.

Seorang juru bicara militer untuk Houthi Yaman, yang telah memerangi koalisi yang dipimpin Arab Saudi selama tujuh tahun, mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap fasilitas tersebut, yang dijalankan oleh perusahaan energi milik negara Aramco, seperti dikutip dari laman ABC News, Senin (28/3/2022).

Sebelumnya, pemerintah Arab Saudi dan dinas keamanan menawarkan jaminan kepada F1, tim dan pembalapnya bahwa balapan tidak berisiko mengalami serangan serupa.

"Jika ada ancaman, maka yakinlah kami akan membatalkan balapan, tetapi tidak ada ancaman, dan itulah yang kami diskusikan dengan semua orang," kata Pangeran Abdulaziz kepada wartawan di Jeddah.

"Kami memang memiliki tingkat keamanan yang sangat tinggi untuk menyelenggarakan acara semacam itu dan kami tahu itu dikenal sebagai pusat perhatian karena media ada di sini, semua orang ada di sini. Kami menyadari itu sejak awal. Dan jika Anda melihat ada yang terjadi, itu sudah terjadi."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Jaminan Keselamatan

Kemenangan itu menjadi kali ke-21 dalam karier Verstappen sekaligus mempersembahkan poin pertama bagi sang pebalap Belanda pada musim ini menyusul gagalnya dua mobil Red Bull finis di Bahrain. (AP/Hassan Ammar)

Pangeran Abdulaziz mengatakan, tidak mungkin melindungi seluruh Arab Saudi dari serangan rudal, tetapi dia yakin sistem pertahanan militer tidak akan mengizinkan serangan serupa di trek balap.

"Tentu saja Anda tidak bisa menutupi seluruh kerajaan," katanya.

"Jadi, aparat keamanan menutupi wilayah yang padat penduduknya, yang harus dilindungi.

Meskipun para pembalap setuju untuk balapan, menjadi jelas bahwa mereka ingin meninjau kembali pertanyaan tentang masa depan Grand Prix Arab Saudi.

Pangeran Abdulaziz mengatakan, Arab Saudi bersedia memberikan jaminan apa pun yang diinginkan tim dan pembalap untuk memastikan balapan, yang memiliki kontrak 15 tahun.


Infografis Ayo Jadikan 2022 Tahun Terakhir Indonesia dalam Masa Pandemi Covid-19

Infografis Ayo Jadikan 2022 Tahun Terakhir Indonesia dalam Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya