Megawati Sedih Diprokontrakan dengan Ibu-Ibu soal Minyak Goreng

Megawati mengatakan, dia bicara soal kenaikan harga minyak goreng justru karena terenyuh melihat informasi di pemberitaan soal ibu-ibu yang antre membeli minyak goreng sejak subuh.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 28 Mar 2022, 17:57 WIB
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memberi sambutan saat penyerahan KTA PDIP kepada tokoh agama, purnawirawan TNI-Polri, dan akademisi di Jakarta, Selasa (2/4). Sejumlah tokoh agama, purnawirawan TNI-Polri, dan akademisi menyatakan bergabung dengan PDIP. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyayangkan adanya pihak yang seolah sengaja mengonfrontir dirinya dengan ibu-ibu di Indonesia. Dia seolah dianggap tidak simpati kepada kaum ibu terkait pernyataannya soal minyak goreng.

"Saya sedihnya, saya kok diprokontrakan sama ibu-ibu. Soal saya yang dibilang pemimpin partai wong cilik tapi seperti tidak empati kepada masyarakat soal minyak," ujar Megawati dalam penjelasannya dalam akun Youtube PDIP, Senin (28/3/2022).

Megawati menyebut, pernyataannya soal minyak goreng itu lantaran tidak ingin anak-anak Indonesia terus menerus diberi makanan olahan gorengan. Menurut dia, banyak makanan yang lebih sehat dibanding gorengan.

"Lho bukannya begitu, ini sebenarnya yang ingin saya terangkan lebih jauh, makanan ini sekarang harus bermanfaat bagi siapa? Bagi kita dan keturunan kita. Ketika Pak Jokowi ingin menuju Indonesia emas tahun 2045, saya ingin stunting dan anemia harus nol, itu target," kata dia.


Hanya Saran Metode Memasak

Petugas melayani warga yang membeli minyak goreng di Polsek Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (4/3/2022). Polres Metro Jakarta Selatan akan menggelar operasi pasar minyak goreng selama enam hari, terhitung mulai hari in, 4 hingga 9 Februari mendatang. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Megawati menyebut, pernyataannya tentang minyak goreng hanya sebuah saran untuk mengubah metode memasak. Namun dia menyayangkan pernyataannya itu disalahartikan dan cenderung dipolitisasi.

Megawati mengatakan, dia bicara soal kenaikan harga minyak goreng justru karena terenyuh melihat informasi di pemberitaan soal ibu-ibu yang antre membeli minyak goreng sejak subuh.

"Terus kan saya bertanya, nanti kan pas anak-anaknya pulang sekolah, apakah ibunya ini sudah masak? Itu sebenarnya pertanyaan besar saya sebenarnya. Oleh sebab itulah saya mengintrodusir. Nanti ada lagi yang bilang 'oh Bu Mega bilang ndak boleh memasak dengan minyak goreng'. No," kata Megawati.


Pernyataan Jangan Dipotong

Presiden Ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri memberikan pidato saat Peringatan KAA 2017 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (18/4). Menurut Megawati, awal berdirinya KAA bukan dimaksudkan untuk menentang blok lain (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Atas dasar itu, Megawati meminta agar setiap pernyataannya tidak dipotong sembarangan. Karena bila dipotong-potong, maksud sebenarnya justru tak tersampaikan.

"Jangan dong rakyat diombang-ambing dengan sebuah permainan politik yang menimbulkan pro dan kontra. Ajari mereka yang baik, kalian yang ada mendengarkan saya, ajari mereka yang baik, kalian yang mendengarkan saya harus berbicara seperti itu," ujar Megawati.

Dalam pengarahannya itu, Megawati sempat bicara soal pangan telur. Menurutnya, telur tak hanya digoreng. Namun bisa juga dikukus dan direbus.

"Anak-anak itu disehatkan kembali dengan makanan yang apa ya, murah meriah, seperti telur. Sampai saya itu suka mikir, apa enggak ada ya, kayaknya musti telor goreng. Aduh, ngapain sih telor saja pakai telor goreng? Kan bisa dikukus, sampai direbus bisa. Dipanggang bisa," kata dia.


Ragam Tanggapan Gonjang-Ganjing Minyak Goreng

Infografis Ragam Tanggapan Gonjang-Ganjing Minyak Goreng. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya