Kinerja APBN Terus Membaik, Belanja Negara Capai Rp 282,7 Triliun

Sri Mulyani menyebutkan, belanja Kementerian Lembaga mencapai Rp 78,6 triliun atau 8,3 persen dari APBN.

oleh Tira Santia diperbarui 28 Mar 2022, 19:15 WIB
Menkeu Sri Mulyani mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (15/3/2021). Rapat membahas konsultasi terkait usulan perubahan pengelompokan/skema barang kena pajak berupa kendaraan bermotor yang dikenai PPnBM. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan hingga akhir Februari 2022 kinerja APBN berjalan baik. Hal itu terlihat dari belanja negara yang mencapai Rp 282,7 triliun, artinya 10,4 persen dari APBN sudah digunakan.

Hal itu disampaikan Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA Edisi Maret 2022, secara virtual, Senin (28/3/2022).

Rinciannya, belanja Kementerian Lembaga mencapai Rp 78,6 triliun atau 8,3 persen dari APBN. Utamanya dimanfaatkan untuk pembayaran gaji dan tunjangan, pendanaan kegiatan operasional K/L, program kegiatan K/L untuk pengadaan peralatan atau mesin, jalan, jaringan, irigasi, serta penyaluran berbagai bansos ke masyarakat.

Selanjutnya, “Belanja non K/L Rp 93,6 triliun. Terutama yang berkaitan dengan subsidi akan mengalami loncatan atau dalam hal ini akan mengalami tekanan,” ujarnya.

Kemudian, transfer ke daerah dan dana desa sudah mencapai Rp 110,5 triliun atau 14,4 persen. Hal ini didukung kepatuhan daerah dalam menyampaikan syarat salur yang lebih baik dan penyaluran dana BOS regular Tahun Anggaran 2022 tahap I.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Pemulihan Ekonomi

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Feb 2019 di Jakarta, Rabu (20/2). Kemenkeu mencatat defisit APBN pada Januari 2019 mencapai Rp45,8 triliun atau 0,28 persen dari PDB. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Di sisi lain, pembiayaan investasi mencapai Rp 12 triliun, terutama untuk investasi di Badan Layanan Umum seperti Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) dan juga untuk investasi pemerintah dalam program Perumahan.

“Ini semuanya menggambarkan bahwa secara strategis APBN akan terus berperan untuk memulihkan ekonomi dan tetap menangani pandemi, karena itu penting,” ujarnya.

Menurutnya, memulihkan ekonomi melalui pembangunan infrastruktur dan memulihkan ekonomi dengan mendukung produk UMKM, memulihkan ekonomi melalui belanja negara, serta untuk menyelamatkan masyarakat dari sisi kesehatan masih menjadi prioritas meskipun angkanya mulai menurun.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya