Sandiaga Uno Tanggapi Soal Banyaknya Protes Peluncuran Rendang Goes to Europe di Bali

Orang-orang Sumatra Barat merasa seperti ditinggalkan karena peluncuran 'Rendang Goes to Europe' digelar di Bali.

oleh Henry diperbarui 28 Mar 2022, 21:16 WIB
Launching 'Rendang Goes to Europe' yang dihadiri Menteri Parekraf Sandiaga Uno, Dubes RI untuk Bulgaria, Makedonia Utara, dan Albania, Iwan Bogananta bersama pemilik Bella Ltd, Dimitri Ventilous (Dok. Kemenparekraf / Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah meluncurkan program Rendang Goes to Europe yang diinisiasi oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Bulgaria, Makedonia Utara, dan Albania, Iwan Bogananta. Peresmian program ini digelar di Bali pada 24 Maret 2022.

Namun, kabar gembira ini menimbulkan polemik dan membuat kecewa sejumlah pihak.  Banyak masyarakat Minang atau Sumatra Barat merasa bangga.

Namun, mereka juga merasa kecewa karena tidak dilibatkan dalam upaya promosi rendang skala internasional ini.  Salah satunya datang dari ahli kuliner Reno Andam Suri yang juga penulis buku 'Rendang Traveler: Menyingkap Bertuahnya Rendang Minang dan Lagecy to The World - Minang Kabau - West Sumatra Rendang'.

Menurut Reno peluncuran Rendang Goes to Europe di Bali itu membuat hati komunitas perendang Minang terlukai.  Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Menparekraf Sandiaga Uno yang ikut meresmikan program tersebut juga tak luput dari kritikan.

"Saya jadi bertanya, apa perasaan para pemangku hajat, bapak menteri Sandiaga Uno dan orang-orang yang ada di panggung dan foto-foto? Kenapa orang-orang Sumbar justru merasa tidak terwakili. Ini yang membuat saya memposting soal itu di Instgram," ucap Reno pada Liputan6.com, Minggu, 27 Maret 2022.

Reno mengatakan, kesannya orang-orang Sumbar seperti ditinggalkan. Ia meminta penjelasan apa yang kurang dari Sumbar, apa karena produksinya kurang memadai, apalah pemerintah daerah kurang melakukan pendekatan pada pemerintah pusat atau apakah daerahnya dianggap kurang menarik untuk memperkenalkan rendang.

Lalu, bagaimana tanggapan Kemenparekraf terutama Sandiaga mengenai banyaknya protes terhadap acara Rendang Goes to Europe tersebut?

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Simbol Pariwisata

Menparekraf Sandiaga Uno di Weekly Press Briefing, 28 Maret 2022. (Liputan6.com/Henry)

Menurut Sandiaga dalan Weekly Press Briefing di Jakarta, Senin (28/3/2022), dipilihnya Bali sebagai tempat peluncuran karena merupakan simbol pariwisata yang paling populer di Indonesia.

"Bali juga merupakan tempat utama berlangsungnya rangkaian acara G20 sampai bulan November mendatang, sementara simbol brand kreatif yang dikenal dunia adalah rendang. Ini yang kemudian kita gabungkan dan mendapat antuasiasme dari masyarakat dunia," terang Sandiaga Uno.

"Peluncuran tersebut menarik perhatian para perwakilan dunia yang hadir dan mereka memberikan antusiasme yang tinggi. Dengan antusiasme yang tinggi ini kita harapkan target peningkatan jumlah ekspor bumbu atau rempah sebesar 2 miliar dolar AS pada 2024 akan tercapai," sambungnya.


Pemberdayaan UMKM

Bukan di Sumatra Barat, Peluncuran Rendang Goes to Europe Digelar di Bali Tuai Banyak Pertanyaan. foto: Instagram @renoandamsuri

Proyek 'Rendang Goes to Europe' merupakan bagian dari program ‘Indonesian Spice up The World’ (ISUTW) yang diluncurkan Presiden Joko Widodo pada 2021.  ISUTW merupakan gerakan nasional yang bertujuan meningkatkan nilai ekonomi pada sektor pariwisata, perdagangan, dan investasi melalui industri gastronomi.

Program SUTW antara lain meningkatkan jumlah jumlah restoran Indonesia di mancanegara hingga 4.000 restoran serta nilai ekspor bumbu/rempah sebesar 2 miliar dolar AS pada 2024 mendatang.  Tindak lanjut dari launching Rendang Goes to Europe ini adalah memprioritaskan upaya pemberdayaan UMKM berdasarkan kebutuhan terhadap bumbu dan santan kelapa untuk produksi rendang di Eropa yang didatangkan.


Metode Tradisional

Rendang Lokan. (dok.Instagram @dapoerumiq)

Bumbu-bumbunya akan didatangkan dari berbagai daerah di Sumatera Barat seperti Payakumbuh dan Padang Pariama. Bumbu-bumbu tersebut akan diracik olehWilliam Wongso berdasarkan resep dan metode tradisional, kemudian diekspor ke Bulgaria untuk diolah di pabrik rendang di Bulgaria.

Hal itu diharapkan akan memperluas peluang usaha dan mampu membuka lapangan kerja baru bagi banyak masyarakat khususnya di Sumatra Barat dan Indonesia pada umumnya. Logo Wonderful Indonesia juga direncanakan akan dicantumkan dalamkemasan produk rendang yang akan diproduksi di Bulgaria.


Oleh-oleh Makanan khas Indonesia

Infografis Oleh-oleh Makanan khas Indonesia. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya