Liputan6.com, Surabaya - Dua orang mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Muhammad Syahnabil Hammam Sungkar dan Zhafran Hilmi Wijaya berhasil meraih poisisi pketoga dalam ajang RCAP Influencer Award – People’s Choice dan posisi ketiga most Popular video dalam ajang RoboCup.
Hilmi yang merupakan mahasiswa Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) Unair itu bercerita bahwa Robocup Asia Pacific merupakan salah satu kompetisi robot tingkat internasional, yang sangat bergengsi karena pesertanya datang dari berbagai negara.
Strategi yang diterapkan keduanya pada ajang ini adalah Dead Reckoning. Dead Reckoning merupakan salah satu algoritma yang banyak menerapkan konsep kalkulus yang biasa digunakan pada sistem navigasi robot untuk menghitung dan mengetahui posisi target yang telah ditentukan pada sumbu-x dan sumbu-y.
Baca Juga
Advertisement
"Kemudian menggerakkan ke arah target menggunakan motor yang terdapat pada robot simulatornya ke arah target yang telah ditentukan,” jelas Hilmi, Senin(28/3/2022).
Algoritma Dead Reckoning, lanjutnya, merupakan algoritma yang mudah untuk dipelajari. Karena sebagai mahasiswa teknik sudah terbiasa dengan soal kalkulus.
"Sehingga ketika menjawab tantangan yang diberi oleh juri ketika lomba, kami dapat memperhitungkan dan menyelesaikannya dengan mudah dan robot dapat melaju ke target dengan baik dan mendapat poin banyak," ungkapanya.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Proses Seleksi
Hilmi melanjutkan bahwa ketika mengikuti lomba itu, terdapat banyak proses yang harus dilalui agar dapat menjadi juara. Pertama yaitu membuat Team Description Paper (TDP).
Pada tahap ini, sambungnya, setiap tim wajib membuat makalah yang berisi tentang identitas anggota tim, latar belakang tim, pengalaman yang pernah diikuti, strategi yang akan digunakan, dan algoritma yang ingin dikembangkan lagi.
"Tim yang memiliki TDP paling menarik di mata juri dapat melanjutkan ke tahap selanjutnya," ujarnya.
Menurutnya tahapan kedua adalah preliminary games, semua tim memprogram robot simulatornya dengan algoritma yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Waktu pengerjaan untuk tahap preliminary games yaitu 24 jam.
"Pada final games, tim yang berhasil lolos hanya 16," jelasnya.
Ketika final games, tantangan yang diberikan oleh juri jauh lebih susah, karena jarak antar target lebih jauh dari sebelumnya dan waktu pemrograman lebih singkat yaitu hanya 4 jam dan diawasi oleh juri.
Advertisement