Bos Chelsea Roman Abramovich Diracun Pakai Senjata Kimia Dosis Rendah?

Roman Abramovich diduga menjadi korban serangan senjata kimia saat menjadi negosiator perdamaian Rusia-Ukraina.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 29 Mar 2022, 11:15 WIB
Pemilik Chelsea, Roman Abramovich merayakan pesta juara Liga Inggris di stadion Stamford Bridge, london, (21/5). Pesta besar digelar oleh Chelsea usai mengalahkan Sunderland dengan skor 5-1. (AP Photo/Kirsty Wigglesworth)

Liputan6.com, Jakarta Pemilik Chelsea, Roman Abramovich, diduga diracun saat menjadi negosiator untuk Rusia-Ukraina. Dua pejabat senior Ukraina juga menunjukkan gejala yang sama dengan taipan berusia 66 tahun tersebut. 

Dugaan mencuat setelah Abramovich dan dua negosiator lain mengalami gejala kulit mengelupas dan mata merah. Kondisinya tidak terlalu parah dan kini dirawat di salah satu rumah sakit di Turki. 

Laporan mengenai peristiwa ini sebenarnya masih simpang-siur. Namun menurut Wall Street Journal (WSC) seperti dilansir dari France24, Abramovich adalah salah satu delegasi yang ikut dalam perundingan damai di Kiev, awal bulan ini. Dan dalam pertemuan itu, salah seorang pejabat Ukraina diketahui sempat menuangkan minuman kepada para delegasi termasuk Roman Abramovich. 

Namun soal keracunan yang menimpa Roman Abramovich, Mykhailo Podolyak, negosiator lain dalam pertemuan itu menilai, ada banyak spekulasi dan teori konspirasi yang mencuat. Sedangkan Negosiator lain, Rustem Umerov meminta agar tidak langsung percaya dengan informasi yang belum terverifikasi.

Hal senada juga disampaikan  Menteri Luar Negeri, Ukraina, Ukrainian Foreign Minister Dmytro Kuleba. "Semua orang haus berita yang sensasional," katanya di TV. Meski demikian, dia juga menambahkan, agar para delegasi yang bernegosiasi dengan Rusia lebih berhati-hati dalam mengonsumsi sesuatu.

"Saya menyarankan siapa pun yang akan bernegosiasi dengan Rusia untuk tidak makan atau minum apa pun, (dan) sebaiknya menghindari menyentuh permukaan," kata Kuleba.

 


Dosis Rendah

1. Roman Abramovich - Pemilik Chelsea ini menolak keinginan Mourinho untuk memboyong bek baru, John Stones. Akibatnya terbukti lini belakang The Blues tampil mengecewakan musim ini. (AFP/Carl Court)

Dalam laporannya, WSJ, juga menyampaikan Abramovich dan dua negosiator lain dalam kondisi yang stabil. Mereka sudah berangsur membaik dan tidak sampai membahayakan nyawa ketiganya.

Sementara itu, Bellingcat mengutip sejumlah ahli melaporkan, Abramovich kemungkinan telah diserang dengan senjata kimia yang belum teridentifikasi. Hanya saja, dosisnya tidak mematikan dan bertujuan untuk menakut-nakuti korban. Sejauh ini, belum ada pihak yang bertanggung jawab. 

Menurut Bellingcat, ketiga korban hanya mengonsumsi cokelat dan air mineral sebelum pertemuan. Sementara degegasi keempat yang mengonsumsi barang-barang itu tidak mengalami gejala apapun. 

 


Perang Rusia-Ukraina

Seorang anggota pertahanan teritorial mengatur perlengkapannya di Kiev, Ukraina, Senin (7/3/2022). Ukraina mengklaim lebih dari 11.000 tentara Rusia tewas dalam perang antara Rusia-Ukraina sejak 24 Februari 2022 lalu. (AP Photo/Vadim Ghirda)

Sebelumnya, Rusia secara resmi melancarkan invasi miltier terhadap Ukraina pada 27 Februari lalu. Serangan ini menuai kecaman dari berbagai negara di dunia. Untuk menekan Rusia, Inggris bahkan sampai menjatuhkan sanksi kepada Abramovich yang dikenal dekat dengan presiden Vladimir Putin. 

 


Berimbas ke Chelsea

Seluruh asetnya dibekukan termasuk Chelsea yang dibeli Abramovich tahun 2003 lalu. Akibat sanksi ini, The Blues tidak lagi bisa menggerakkan roda ekonominya, termasuk menjual tiket pertandingan. Chelsea juga dilarang memperpanjang kontrak dan melakukan jual-beli pemain saat bursa transfer.

Abramovich sebelumnya telah mengumumkan akan menjual klub Chelsea. Dia juga telah menyerahkan tampuk pengelolaan kepada orang kepercayaannya. 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya