Liputan6.com, Jakarta Roman Abramovich kembali menemui tantangan saat mencoba menyelamatkan muka serta asetnya. Pemilik Chelsea ini sempat berupaya mendamaikan konflik Rusia-Ukraina dengan berperan sebagai negosiator damai di Kiev pada awal bulan ini.
Namun, sudah jatuh tertimpa tangga, Abramovich justru mengalami kejadian yang tidak mengenakkan. Dikutip dari Marca, taipan asal Rusia itu menderita gejala keracunan usai menghadiri pertemuan itu
Advertisement
Gejala yang dirasakan Abramovich, mulai dari mata merah dan berair secara konstan, hingga kulit mengelupas. Wall Street Journal mengeklaim dua delegasi Ukraina lain juga teridentifikasi memiliki gejala serupa.
Nyawa para negosiator–termasuk Roman Abramovich–dilaporkan tidak terancam. Selain tiga orang tersebut, pebisnis Rusia dan anggota parlemen Ukraina Rustem Umerov juga dikabarkan ikut serta dalam negosiasi.
Laporan mengenai insiden ini masih simpang siur. Beragam spekulasi dan teori konspirasi juga banyak bermunculan. Namun salah seorang pakar seperti dilaporkan Bellingcat menyebutkan, kalau Abramovich kemungkinan diserang dengan senjata kimia dosis rendah yang bertujuan untuk menakut-nakuti.
Buntut Invasi Rusia-Ukraina
Kejadian yang menimpa Abramovich baru-baru ini bermula dari invasi Rusia atas Ukraina. Seperti yang telah diketahui, Rusia pertama kali melancarkan serangan militer terhadap Ukraina pada 24 Februari 2022.
Konglomerat berusia 55 tahun itu terkana imbasnya sehari berselang. Anggota perlemen Inggris menuntut agar pemerintah membekukan aset sang pemilik The Blues lantaran disinyalir menjalin hubungan dekat dengan rezim Vladimir Putin.
Abramovich bergerak cepat dengan menyerahtugaskan pengelolaan Chelsea pada orang-orang kepercayaannya. Namun pada awal Maret ini, sang taipan akhirnya memutuskan untuk menjual The Blues seharga tiga miliar poundsterling.
Advertisement
Dijatuhi Hukuman
Meski demikian, pemerintah Inggris lebih sigap. Abramovich resmi dijatuhi hukuman sebelum dirinya berhasil menuntaskan penjualan Chelsea. Asetnya di Inggris dibekukan. Klub yang bertengger di peringkat tiga klasemen sementara Liga Premier itu pun terancam jatuh miskin.
Sanksi pemerintah Inggris terhadap Roman Abramovich membuat The Blues tak bisa menjual suvenir resmi klub. Mereka juga dilarang memasarkan tiket pertandingan kandang, serta membeli atau memperpanjang kontrak pemain.
Penonton pertandingan Chelsea di Stamford Bridge hanyalah pemegang tiket terusan yang sudah membeli tiket sejak awal musim. Sementara itu, operasional bisa berjalan jika klub mengajukan spesial lisensi, tetapi rencana penjualan harus ditunda.
Simak kronologi lengkap konflik Rusia dan Ukraina yang berujung pada peracunan taipan Roman Abramovich pada halaman selanjutnya.
Kronologi Kejadian
24 Februari 2022: Rusia pertama kali menginvasi Ukraina. Perintah perang diberikan langsung oleh Presiden Rusia Vladimir Putin. Akibatnya, serangan militer atas Ukraina pun dilancarkan.
25 Februari 2022: Anggota parlemen Inggris bernama Chris Bryant menyerukan agar aset Roman Abramovich dibekukan oleh pemerintah Inggris. Bryant mengaku punya bocoran dokumen yang mengungkap soal Abramovich.
Taipan asal Rusia itu diklaim menjalin hubungan dekat dengan rezim Vladimir Putin. Ia juga disebut memberi sokongan dana pada pemerintah Rusia, sekaligus terlibat dalam praktik korupsi dan pencucian uang.
28 Februari 2022: Roman Abramovich menyerahkan pengelolaan The Blues pada orang-orang kepercayaan di Chelsea Foundation. Orang-orang tersebut selanjutnya akan berperan sebagai pengambil keputusan di klub.
3 Maret 2022: Roman Abramovich secara mengejutkan membuat pengumuman bahwa dirinya akan menjual Chelsea. Sang taipan kala itu tak menyinggung soal konflik Rusia dan Ukraina. Namun, ia mengeklaim keputusan ini merupakan pilihan terbaik bagi Chelsea.
“Seperti yang telah saya sampaikan sebelumnya, saya selalu mengambil keputusan untuk kepentingan terbaik klub (Chelsea). Dalam situasi saat ini, saya telah memutuskan untuk menjual klub karena saya yakin ini demi kepentingan terbaik klub, para penggemar, karyawan, serta sponsor dan mitra klub,” ujar Abramovich dalam situs resmi Chelsea.
Advertisement
Selanjutnya
3–4 Maret 2022: Roman Abramovich menjadi negosiator damai antara Rusia dan Ukraina. Melansir cuitan di Twitter resmi Bellingcat yang diunggah pada Senin (28/3/2022) malam WIB, anggota delegasi menghadiri acara tersebut pada 3 sampai 4 Maret 2022.
Namun, tiga orang yang terlibat dalam upaya ini mengalami gejala yang konsisten dengan keracunan senjata kimia. Korban yang dimaksud salah satunya adalah taipan Rusia sekaligus pemilik Chelsea Roman Abramovich.
10 Maret 2022: Pemerintah Inggris secara resmi menyita aset Roman Abramovich di Chelsea. Hal ini membuat The Blues terancam jatuh miskin lantaran sumber-sumber pendanaannya ditutup. Adapun, sanksi berlaku hingga 31 Mei 2022, kecuali diperbarui atau dihapus.
28 Maret 2022: Kabar keracunan Roman Abramovich terungkap di media.