Liputan6.com, Tel Aviv - Sebuah studi tentang penerima vaksin COVID-19 di Israel telah menemukan bahwa di antara orang berusia 60 tahun ke atas, menerima suntikan booster kedua mengurangi risiko kematian sebesar 78 persen dibandingkan dengan hanya menerima satu booster, kata Layanan Kesehatan Clalit, Israel.
Analisis retrospektif dilakukan oleh Clalit dan Universitas Ben-Gurion selama 40 hari mulai 10 Januari, dan temuannya dipublikasikan minggu lalu di platform pracetak Research Square, demikian dikutip dari laman Xinhua, Selasa (29/3/2022).
Baca Juga
Advertisement
Penelitian ini melibatkan 563.465 anggota Clalit yang dianggap memenuhi syarat untuk booster kedua dan memenuhi kriteria penelitian.
Di antara mereka, 328.597 peserta menerima booster kedua selama periode tersebut, dengan 92 meninggal karena COVID-19.
Sedangkan 232 peserta yang menerima satu booster meninggal karena penyakit tersebut, menurut penelitian tersebut.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Hasil Penelitian
Studi ini menghasilkan efek yang diamati dari 78 persen pengurangan tingkat kematian antara dua kelompok penerima booster, dengan interval kepercayaan 95 persen 0,17-0,28, kata para peneliti.
"Hasil penelitian kami dapat memberikan bukti utama mengenai potensi penyelamatan jiwa dari dosis penguat tambahan."
Pada Januari, Israel menyetujui dosis keempat (penguat kedua) vaksin Pfizer COVID-19 untuk melindungi mereka yang berisiko tinggi.
Advertisement