Liputan6.com, Jakarta Pemilik Chelsea, Roman Abramovich dikabarkan sakit karena diracun. Abramovich diduga diracun saat perundingan damai antara Ukraina dan Rusia awal Maret ini.
Melansir BBC, keadaan Abramovich kini sudah pulih. Namun miliarder asal Rusia itu sempat sakit di bagian mata dan kulitnya mengelupas.
Advertisement
Bukan hanya Abramovich, dua neogosiator asal Ukraina juga terdampak racun tersebut. Perundingan damai antara Ukraina dan Rusia sendiri bertempat di perbatasan Ukraina dengan Belarusia.
Berbagai spekulasi menyebar pasca-peristiwa tersebut. Salah satu laporan bahkan menyebut pelaku peracunan tersebut berasal dari faksi garis keras Rusia.
Namun demikian, bantahan kemudian muncul dari salah satu pejabat Amerika Serikat (AS). Ia menyebut ciri-ciri yang didapat Abramovich akibat faktor lingkungan dan bukan diracun.
Pihak Ukraina Membantah
Bantahan serupa juga muncul dari pihak Ukraina. Ihor Zhovkva selaku pejabat Kepresidenan Ukraina menyebut berita peracunan tersebut salah. Ia juga mengonfirmasi negosiator asal Ukraina kini dalam keadaan baik.
Hal yang sama juga dialami Abramovich. Ia bahkan siap melanjutkan proses negosiasi agar perdamaian kembali di Ukraina.
Advertisement
Disanksi Pemerintah Inggris
Di sisi lain, Abramovich sendiri telah disanksi oleh pemerintah Britania Raya dan Uni Eropa. Sanksi itu dijatuhkan lantaran Abramovich merupakan pendukung Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Akibat sanksi itu, Abramovich sudah bertekad melepas kepemilikan Chelsea. Namun hingga kini belum ada yang berhasil membeli The Blues.
Infografis Rusia Ukraina
Advertisement