Cerita 3 Wanita Sukses Bangun Bisnis Hingga Jadi CEO Justru di Usia 50 Tahun

Dia sukses mewujudkan impian bisnisnya sendiri untuk membangun sebuah perusahaan The Black Dementia Company.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Mar 2022, 06:00 WIB
Ilustrasi pengusaha perempuan. (dok. Unsplash/ Christina Wocintechchat)

Liputan6.com, Jakarta Selama masa lockdown ketika Covid-19 sedang melonjak, banyak pekerja yang diberhentikan. Itu termasuk pegawai yang sudah berusia lebih tua. Hebatnya, karena tidak memiliki penghasilan, mereka pun akhirnya membangun bisnis pribadi.

Seperti warga London bagian selatan, Inggris bernama Feyi Raimi-Abraham. Dia berhasil bangkit dari keterpurukan usai diberhentikan dari pekerjaan dan sukses menjadi seorang CEO.

Dia sukses mewujudkan impian bisnisnya membangun perusahaan The Black Dementia Company. Tak disangka, Feyi memulai usaha komersial pertamanya itu pada usia 52 tahun.

Itu berawal dari, sejak masa lockdown, dia diberhentikan dari pekerjaannya sebagai koordinator pendidikan masyarakat di badan amal nasional.

Akhirnya dia mendedikasikan diri untuk menjadi pengasuh penuh waktu bagi ibunya yang menderita demensia. Bisnis yang Feyi bangun itu terinspirasi dari waktu yang telah dihabiskannya untuk merawat sang ibu.

Orang lain yang menderita demensia terkadang merasa nyaman ketika mengenang masa lalu menggunakan benda-benda yang dikenalnya. Namun, Feyi merasa kesulitan untuk menemukan hal yang relevan bagi ibunya.

Banyak bantuan diberikan, seperti gambar kota tepi laut di Devon pada 1950-an atau tukang susu berkeliling di London. Akan tetapi, ibunya hanya berbicara tentang bunga kembang sepatu dan burung kolibri dan mendengarkan musik Calypso.

Suatu hari, Feyi membuat dan menerbitkan buku mewarnai dengan tema tropis. Dia merasa ada celah yang bisa dijadikan sebagai alat untuk merawat demensia dengan simbol budaya yang ditujukan untuk orang-orang yang dibesarkan di rumah.

Nah, bisnis online yang dijalankannya itu berkaitan tentang hal ini. Usaha yang dia bangun meliputi pembuatan, pembuatan, dan penjualan benda-benda tersebut.

Demi bisnisnya berjalan dengan baik, dia juga telah menugaskan pembuat teka-teki, menyewa illustrator, serta pencetak untuk membuat buku mewarnai.

Dia memilih teka-teki sederhana karena itu merupakan cara yang baik untuk memicu percakapan bagi penderita demensia.

“Saya tidak berpikir saya akan memulai bisnis pada tahap kehidupan ini, saya mungkin harus memikirkan opsi pensiun,” kata Feyi melansir BBC, Kamis (31/3/2022).

Bahkan dia bertanya-tanya ketika terbesit niat untuk membuka bisnis di tengah pandemi. Sebab, kebanyakan orang berusaha mempertahankan pekerjaannya masing-masing.

Namun, ada satu pikiran yang terus mendorongnya, katanya. "Saya tahu ada orang seperti ibu saya yang membutuhkan produk ini," ujarnya.

Pebisnis Lilin Aroma

“Anda adalah sesuatu yang berharga,” kata Paula Grady yang berusia 57 tahun berasal dari Hampshire.

Selain Feyi, ada pula Paula yang punya nasib sama. Dia sering dibiarkan merasa tidak berharga di dunia kerja. Bahkan sebelum wabah Covid-19.

Dulunya dia bekerja sebagai manajer akun di penjualan TI. Namun sayangnya, pekerjaannya itu berhenti.

Selama masa lockdown, Paula telah melamar di lebih dari 500 pekerjaan. Akhirnya dia mendapat pekerjaan paruh waktu dengan bayaran yang jauh lebih rendah dari sebelumnya.

Pada akhirnya, Paula pun memutuskan untuk mendirikan bisnis lilin aroma. Dia memproduksi lilin tersebut di rumahnya.

Bisnis Lilin Osme itu pun telah aktif. Bahkan usahanya tersebut terdaftar sebagai klien di perusahaan desain dapur dan toko souvenir. Dari sini dia berhasil meraup keuntungan.

 

 

 

 


Menjadi Pengusaha di Masa Tua

Ilustrasi Miliarder (pixabay.com)

Paula dan Feyi percaya bahwa menjadi pengusaha dalam usia yang lebih tua membawa manfaat. “Saya tidak mengerti mengapa pengalaman tidak lebih dihargai,” katanya.

“Padahal perusahaan membutuhkan orang-orang yang pernah menghadapi situasi sebelumnya,” lanjutnya.

Jadi, sarannya kepada pengusaha yang lebih tua adalah, "Jangan menunda mengambil risiko, gunakan keterampilan yang telah Anda pelajari selama bertahun-tahun."

Yang terpenting, jangan takut dengan teknologi. Menyiapkan hal-hal, seperti situs web dan pembayaran online, tidak sesulit yang Anda kira, katanya.

Berwirausaha

Terakhir, ada Kim yang berusia 59 tahun dan tinggal di Somerset. Dia sangat tidak asing dengan kewirausahaan. Jadi dia pekerjaan sehari-harinya dulu sempat menjadi seseorang motivator.

Sepuluh tahun yang lalu dia mendirikan perusahaan pendaftaran hadiah, yang memungkinkan orang membuat daftar harapan hadiah untuk acara-acara, seperti ulang tahun.

Kemudian dia meluncurkan usaha terbarunya pada bulan Agustus. Bisnis yang dibangunnya kali ini adalah sebuah merek perhiasan mewah beraroma yang disebut Perfino. Dia menjual kotak hadiah yang berisi campuran liontin dan minyak wangi.

Dia membuat set terbatas di musim panas dan berhasil menjual 20 kotak. Alhasil Kim mampu menghasilkan omset hampir £ 2.000. Bahkan dia juga mendapatkan pendanaan dari skema Virgin Start-up.

Para pengusaha muda banyak yang kurang percaya diri. Hal itu yang kemudian menghentikan tekad berbisnis, katanya.

Sementara orang yang lebih tua justru mengumpulkan pengalaman tersebut karena dapat memberi kepercayaan diri untuk mengambil risiko, jelasnya.

 

Reporter: Aprilia Wahyu Melati

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya