Inalum Andalkan Energi Hijau Genjot Produksi Aluminium

Tingkat produksi pabrik Inalum akan berbanding lurus dengan pasokan arus listrik.

oleh Septian Deny diperbarui 29 Mar 2022, 20:00 WIB
PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) (Liputan6.com/Septian Deny)

Liputan6.com, Jakarta Manajemen energi menjadi salah satu aspek penting dalam keberlanjutan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum. Energi diperlukan untuk mengoperasikan tungku reduksi yang menghasilkan produk komersial Inalum Operating.

Deputi Sekretaris Perusahaan Inalum Mahyaruddin Ende mengatakan, tingkat produksi pabrik akan berbanding lurus dengan pasokan arus listrik.

"Listrik merupakan komponen penting dalam proses produksi aluminium, diperlukan sekitar 14.471 kWh energi listrik untuk memproduksi satu ton aluminium," kata dia di Kuala Tanjung, Sumatera Utara, Selasa (29/3/2022).

Pembangkit Listrik Pasokan listrik bertumpu pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sigura-Gura dan PLTA Tangga, yang terletak di Paritohan, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara atau dikenal sebagai PLTA Asahan 2 yang memasok kebutuhan energi listrik bagi pabrik peleburan aluminium di Kuala Tanjung dan pemenuhan kebutuhan pengiriman daya listrik ke PLN Sumatera Utara melalui gardu hubung di Kuala Tanjung sesuai dengan kesepakatan.

Ende menjelaskan, total kapasitas pembangkit adalah 603 MW untuk memenuhi kebutuhan energi listrik Perusahaan sekaligus menopang sistem kelistrikan Sumatera Utara. Realisasi produksi energi listrik sepanjang 2020 adalah (4.048.033 MWH) atau rata-rata (462,1 MW) dengan pengiriman energi ke PLN untuk didistribusikan ke masyarakat sebesar 37.644 MWH atau rata-rata (4,3 MW).

Untuk meningkatkan kinerja pembangkit, Perusahaan telah melakukan penggantian seluruh turbin sejak tahun 2001 hingga 2019 pada pembangkit Sigura-Gura dengan teknologi terbaru yang lebih efisien agar optimum mencapai ouput tenaga menjadi 286 MW atau 4x71,5 MW.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Pasokan Air

Keindahan Danau Toba. (Bola.com/Pixabay)

Air Danau Toba mengalir melalui Sungai Asahan menuju Selat Malaka melewati PLTA Inalum Operating. Dengan demikian Perusahaan memiliki kepentingan atas tinggi muka air (TMA) Danau Toba sepanjang tahun, baik pada musim kering dan musim hujan agar ketersediaan air bagi pembangkit dapat terjaga keberlangsungannya.

Perusahaan senantiasa melakukan pemantauan untuk menghindari kekurangan air bagi masyarakat saat musim kemarau, begitu juga sebaliknya saat musim hujan mengindari pasokan air yang berlebih. Inalum Operating selalu memitigasi potensi banjir saat musim hujan khususnya saat terjadi limpasan air dari bendungan penadah Sigura-Gura dan Tangga.

Untuk menjaga pasokan air, Perusahaan bekerja sama dengan pemangku kepentingan merawat kelestarian kawasan Danau Toba mulai dari sungai-sungai yang memasok air ke Danau Toba dan Daerah Tangkapan Air Danau Toba hingga ke Daerah Aliran Sungai Asahan. Kegiatan ini meliputi pemantauan dan penelitian serta upaya reboisasi lahan kritis untuk mendukung pemulihan cadangan air.

Pada tahun 2015-2021 telah dilakukan penanaman pohon sebanyak 590.413 pohon di area seluas 1,056 hektar yang terletak di 7 kabupaten di sekitar wilayah Danau Toba. Kegiatan in melibatkan Dinas Kehutanan/KPH/LSM/Kelompok Masyarakat/ Kelompok Tani Hutan/TNI/Polri.

Tahun 2022 Inalum merencanakan penanaman pohon sebanyak 308.148 pohon yang terdiri atas 130.000 pohon (260 Ha) merupakan Program Inalum Konservasi DTA Danau Toba dan 178.148 pohon (445,37 Ha) adalah Program Jasa Pengelolaan SDA bekerjasama dengan PJT1.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya