Liputan6.com, Jakarta Data Survei Sosial-Ekonomi Nasional (Susenas) 2019 menunjukkan jumlah penyandang disabilitas di Indonesia sebesar 9,7 persen dari jumlah penduduk, atau sekitar 26 juta orang.
Namun, 3 dari 10 anak dengan disabilitas tidak pernah mengenyam pendidikan. Padahal, setiap anak berhak mengenyam pendidikan untuk maju dan meraih cita-citanya.
Advertisement
Menurut Staf Khusus Presiden Angkie Yudistia, seperti anak lainnya, anak penyandang disabilitas juga berhak mendapatkan layanan pendidikan yang bermutu.
“Salah satu hak penyandang disabilitas adalah mendapatkan layanan pendidikan yang bermutu pada satuan pendidikan di semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan secara inklusif dan khusus,” katanya mengutip keterangan pers Suntory Garuda Beverage, Rabu (30/2/2022).
Simak Video Berikut Ini
Membantu Pendidikan Disabilitas
Dalam membantu pendidikan anak disabilitas, Chief Executive Officer PT Suntory Garuda Beverage, Ong Yuh Hwang mengatakan pihaknya mengadakan program Ramadan BISA (Berbagi itu Seru dan Asyik).
Program ini merupakan pengalokasian pendapatan dari penjualan produk Okky dan Good Mood untuk biaya pendidikan anak-anak disabilitas.
Program ini digelar dan bekerja sama dengan lembaga kemanusiaan Rumah Yatim. Kampanye program dilakukan di platform media sosial untuk mendorong dan membangkitkan kesadaran anak-anak, remaja dan milenial agar bergabung pada aksi sosial ini.
Dari setiap pembelian produk selama bulan Ramadan 2022, jumlah tertentu akan dialokasikan untuk mendukung pendidikan anak dengan disabilitas di Indonesia.
Jumlah yang terkumpul akan disalurkan oleh Rumah Yatim dalam bentuk tabungan pendidikan untuk anak yang ada di panti asuhan disabilitas Rumah Azaki berlokasi di Gunung Putri, Bogor dan panti asuhan disabilitas Yayasan Sutan Albarkah (YSAB) berlokasi di Tangerang, Banten.
Advertisement
Menggandeng Influencer
Program ini juga dilakukan dengan menggandeng influencer Amrit Saraje. Menurutnya, ada keprihatinan tersendiri melihat fakta bahwa masih banyak anak-anak disabilitas yang bahkan tak pernah mengenyam pendidikan sama sekali.
Padahal, anak-anak penyandang disabilitas juga memiliki bakat dan potensi yang baik, katanya.
Tiktoker ini pun berencana mengampanyekan program tersebut pada pengikut-pengikutnya di media sosial.
Sebagai pembuat konten, ia tak hanya ingin mengajak begitu saja. Tapi, ia merasa perlu memberi contoh pada para pengikutnya agar menimbulkan rasa peduli.
“Pembuat konten memang harus memberi contoh sih, kayak (memperlihatkan) penyandang disabilitas itu seperti apa sih, mereka itu kesehariannya bagaimana, dan mereka seberbakat apa. Jadi saat mereka nonton kontennya, mereka tergerak hatinya dan bisa bantu,” kata Amrit.
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Advertisement