Liputan6.com, Jakarta - Seorang mantan pilot pesawat tempur Italia bergabung dengan pasukan Ukraina untuk melawan invasi Rusia. Hal ini terjadi setelah pilot perempuan tersebut dipecat dari angkatan udara negaranya setelah mengeluh mengalami perundungan.
Dikutip dari Daily Mail, Rabu (30/3/2022), pilot bernama Giulia Schiff ini menjadi berita utama dua tahun lalu setelah rekaman beredar yang menampilkan dirinya yang terluka. Ia juga mengaku diintimidasi dan mengalami perpeloncoan secara brutal oleh rekan-rekannya.
Baca Juga
Advertisement
Perempuan berusia 23 tahun ini menuntut delapan sersan ke pengadilan karena membenturkan kepalanya ke sayap pesawat, mencambuknya di bagian belakang, sebelum melemparkannya ke kolam renang selama ritual 'perpeloncoan'. Schiff dipecat dari angkatan udara setelah mengeluh tentang prank itu.
Meskipun bos militernya mengklaim pilot ini dikeluarkan karena 'kecakapan militer yang tidak memadai'. Kasus pemecatannya yang tak sah lantas dibawa ke pengadilan administratif tertinggi Italia, tetapi dia kalah.
Kini, perempuan kelahiran Venesia itu telah bergabung dengan pasukan khusus Ukraina dalam perjuangan mereka melawan invasi Rusia, menurut acara TV Le Iene. Schiff telah berada di Kiev sejak awal perang dan sedang merekam misinya sebagai dokumenter mini untuk program liputan satir dan investigasi.
Sumber yang dekat dengan acara itu menyampaikan, "Dia tidak pernah menyerah."
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Insiden Peloncoan
Menurut Corriere della Sera, Giulia telah mendaftar sebagai kadet tiga bulan sebelum insiden 'peloncoan' direkam pada April 2018. Insiden ini setelah dirinya berada di urutan keempat dari hampir 2.000 pelamar.
Rekaman itu menunjukkan dia diangkat dan dipukul di bagian belakang oleh rekan-rekannya. Kepala Schiff dibenturkan ke sayap pesawat sebelum dia dibuang ke kolam.
Advertisement
Alasan Dipecat
Namun, akademi militer mengatakan 'menyelam di kolam renang adalah tindakan kuno yang secara tradisional mengakhiri kursus pelatihan'. Schiff mengklaim dia dibuat menjadi 'kambing hitam' setelah mengeluh tentang ritual itu, sebelum dia dikeluarkan pada 2018 karena dugaan ketidakdisiplinan.
Seorang jenderal mengatakan bahwa dia tidak memiliki 'disiplin, kepatuhan... dan pengorbanan yang diperlukan untuk menjalani karir militer,' kata media Italia.
Perempuan Ukraina Ikut Perang
Dilansir dari People, Senin, 28 Maret 2022, tidak semua warga Ukraina melarikan diri dari konflik bersenjata di negerinya. Banyak dari mereka, termasuk perempuan, memutuskan tetap tinggal di tanah kelahirannya untuk ikut membela Tanah Air mereka.
"Saya tidak akan menyerahkan semua penyelamatan dan pertahanan kepada para pria. Saya mungkin seorang perempuan, tetapi saya tidak memiliki anak, dan saya siap untuk bertarung," kata Olga Kovalenko, seorang tentara perempuan Ukraina, kepada USA Today dalam sebuah cerita yang diterbitkan Jumat. "Ini tanah saya, tempat saya tinggal."
Kovalenko adalah salah satu perempuan yang tetap tinggal di Ukraina dan memberi tahu surat kabar itu bahwa dia secara sukarela bergabung dengan militer negaranya setelah pemberlakuan darurat militer. Kini, ia menghabiskan hari-harinya pergi ke daerah yang terkena serangan Rusia, mengevakuasi mereka yang membutuhkan bantuan dan menilai kerusakan.
Advertisement