Bangladesh Rayakan 51 Tahun Kemerdekaan di Jakarta, Rohingya Jadi Sorotan

Isu Rohingya menjadi salah satu sorotan di perayaan 51 tahun kemerdekaan Bangladesh di Jakarta.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 30 Mar 2022, 10:31 WIB
Menko PMK Muhadjir Effendy bersama Dubes Bangladesh di RI Mohammad Mostafizur Rahman. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta - Kedutaan Besar Bangladesh merayakan 51 tahun kemerdekaan di Jakarta pada Selasa malam (29/3/2022). Isu ekonomi dan Rohingya menjadi sorotan.

Acara tersebut turut dihadiri Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan perwakilan diplomatik negara-negara sahabat. Sebagian besar peserta acara mengikuti prokes dengan memakai masker.

Duta Besar Bangladesh Mohammad Mostafizur Rahman menyorot pembangunan ekonomi Bangladesh yang dulunya rendah, namun kini sudah melesat. Pendapatan per kapita naik tiga kali lipat dalam tiga dekade terakhir. 

"Bangladesh sekarang dikenal sebagai model pertumbuhan sosio-ekonomi di dunia," ujar Dubes Mostafizur Rahman. 

Isu-isu seperti tenaga nuklir, ekspor, kesetaraan gender, dan berbagai mega-proyek di Bangladesh menjadi highlight pertumbuhan di negara tersebut.

Menko PMK Muhadjir Effendy turut menyorot sektor ekonomi, seperti menantikan Preferential Trade Agreement dan kerja sama sektor energi. 

"Pada 2021, salah satu perusahaan energi kita Pembangkit Jawa-bali telah memulai proyek di Bangladesh," ujarnya.

Sektor-sektor lain yang potensial seperti infrastruktur, telekomunikasi, IT, lingkungan, dan peralatan militer. Menko Muhadjir Effendy optimistis ada banyak peluang kolaborasi antara dua negara mengingat ada sekitar 400 juta kombinasi penduduk Indonesia dan Bangladesh. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Masalah Rohingya

Anak-anak pengungsi Rohingya bermain sepak bola di kamp pengungsi Kutupalong di Ukhia (22/3/2022). Ratusan ribu orang Rohingya melarikan diri dari Myanmar setelah tindakan keras tahun 2017, yang menjadi subjek kasus genosida di pengadilan tertinggi PBB di Den Haag. (AFP/Munir Uz Zaman)

Dubes Bangladesh turut meminta kolaborasi ASEAN terhadap pengungsi Rohingya yang berasal dari Myanmar. Kamp pengungsi di Bangladesh, yakni Cox's Bazar, telah menampung lebih dari sejuta orang Rohingya. 

Selama bertahun-tahun, Dubes Bangladesh mengaku sudah ada upaya interasional agar menyelesaikan kasus Rohingya, namun belum ada titik temu. 

Kondisi Myanmar saat ini juga masih dikuasai rezim militer usai kudeta terhadap Aung San Suu Kyi. 

Hingga kini, Bangladesh terus berusaha memberikan penghidupan dan pendidikan kepada pengungsi Rohingya. Bangladesh juga berterima kasih atas bantuan dari Indonesia. 

Pihak Bangladesh pun berharap agar isu Rohingya selalu menjadi fokus utama dalam agenda ASEAN.

"Isu Rohingya harus tetap menjadi agenda level tinggi pada pertemuan-pertemuan ASEAN dengan Myanmar di masa yang akan datang," ujar Dubes Bangladesh.


Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar COVID-19 Mati Gaya

Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya