Sejarah Tempe, Makanan Asli Indonesia yang Didukung Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO

Ketua Umum Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI), Rudatin SSt.MK, SKM, M.Si mengatakan, pihaknya mendukung tempe sebagai warisan budaya tak benda UNESCO dari Indonesia.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 31 Mar 2022, 07:00 WIB
Ilustrasi resep masakan, tempe. (Image by Dian A. Yudianto from Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI), Rudatin SSt.MK, SKM, M.Si mengatakan, pihaknya mendukung tempe sebagai warisan budaya tak benda UNESCO dari Indonesia.

Menurutnya, tempe adalah makanan asli Indonesia yang bermanfaat untuk kesehatan. Dari sisi sejarah, Serat Sri Tanjung pada abad XII-XIII menuliskan bahwa kacang kedelai sebagai bahan dasar pembuatan tempe.

Kemudian, Serat Centhini karya R.Ng. Ronggo Sutrasno pada 1814 menuliskan bahwa hidangan brambang jahe santen tempe dan asem sambel lethokan disajikan oleh Pangeran Bayat. Kuliner ini disajikan untuk menjamu Cebolang saat mampir ke Dusun Tembayat di wilayah Klaten dalam perjalanan dari Candi Prambanan menuju Pajang.

“Selain itu, sejarawan Dr. Ong Hok Ham menuliskan, masyarakat Jawa di era tanam paksa (1830-1870) mengonsumsi tempe yang tidak sengaja mereka temukan,” kata Rudatin dalam konferensi pers virtual Rabu (30/3/2022).

Simak Video Berikut Ini


Bukti Sejarah Lain

Tempe juga tercatat dalam Encyclopaedia von Nederlandsch pada 1922. Dalam ensiklopedia tersebut, tempe disebut sebagai kue yang terbuat dari kacang kedelai melalui proses peragian dan merupakan makanan kerakyatan (volk’s voedsel).

Saat ini, Indonesia telah menjadi negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di dunia.

Sebanyak 50 persen kedelai di Indonesia digunakan untuk memproduksi tempe, 40 persen untuk memproduksi tahu, dan 10 persen sisanya digunakan untuk produksi produk kedelai lain seperti tauco, kecap, dan sebagainya.


Definisi Tempe

Definisi tempe menurut Rudatin adalah makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari kacang kedelai yang diproses melalui fermentasi.

Dalam proses fermentasi, digunakan mikroorganisme kapang rhizopus sp sehingga tempe menjadi lebih mudah dicerna.

“Kenapa kita harus makan tempe? Karena salah satunya untuk melestarikan budaya Indonesia. Tempe ini merupakan makanan asli dari Indonesia,” kata Rudatin.

Ia menambahkan, tempe juga merupakan sumber protein nabati yang mudah dicerna. Selain murah dan mudah didapatkan, makanan ini juga mengandung isoflavon, probiotik, vitamin B12 dan antioksidan yang mampu meningkatkan kesehatan, mencegah berbagai penyakit, dan dapat mengobati diare.


Infografis Ragam Tanggapan Harga Kedelai dan Ancaman Mogok Perajin Tahu Tempe

Infografis Ragam Tanggapan Harga Kedelai dan Ancaman Mogok Perajin Tahu Tempe. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya