Liputan6.com, Jakarta - Rusia dan Ukraina telah menyelesaikan negosiasi damai yang berlangsung pada Selasa 29 Maret, di Istanbul, Turki. Perundingan selama sekitar tiga jam itu berlangsung konstruktif dan menghasilkan sejumlah kesepakatan.
Dari pihak Rusia telah berjanji mengurangi secara tajam aktivitas militer di sekitar ibu kota Ukraina, Kiev, dan Chernihiv di Ukraina utara. Sementara Ukraina, tidak akan bergabung dengan aliansi militer atau menjadi tuan rumah pangkalan militer NATO.
Advertisement
Kepala perunding Rusia, Vladimir Medinsky mengatakan, hasil itu merupakan salah satu dari dua langkah yang diambil Moskow untuk mengurangi eskalasi konflik yang telah berlangsung selama 34 hari tersebut.
Ia mengatakan, langkah lainnya adalah Rusia akan menyetujui pertemuan antara Presiden Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky secara bersamaan apabila dan ketika perjanjian damai diparaf oleh menteri luar negeri kedua negara.
Sebelum membahas kemungkinan pertemuan kedua presiden tersebut, sebuah perjanjian harus disiapkan dan disetujui oleh para negosiator, dan kemudian disahkan oleh para menteri luar negeri, tutur Medinsky, yang juga seorang ajudan presiden Rusia.
Hal ini tidak akan mudah terutama karena pertemuan itu bisa menjadi pertemuan multilateral dengan partisipasi para negara penjamin perdamaian dan keamanan Ukraina, ujar Medinsky setelah putaran baru pembicaraan antara Moskow dan Kiev berlangsung di Istanbul, Turki.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Hasil Perundingan Rusia-Ukraina
Perundingan damai dengan delegasi Ukraina dan Rusia digelar di Istanbul, Turki pada Selasa 29 Maret 2022. Hasilnya, Wakil Menteri Pertahanan Rusia Alexander Fomin mengatakan akan mengurangi secara tajam aktivitas militer di sekitar ibu kota Ukraina, Kiev, dan Chernihiv di Ukraina utara.
Pernyataan itu menjadi tanda kemajuan yang nyata menuju kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina.
Penasihat presiden dan anggota delegasi Ukraina, Mykhailo Podolyah, mengatakan bahwa Turki, Jerman dan Polandia dapat menjadi beberapa penjamin keamanan Ukraina.
"Poin krusialnya adalah kemungkinan untuk menerima jaminan keamanan dari para penjamin untuk menghentikan konflik saat ini, perang ini," ungkap Mykhailo Podolyah.
Para perunding Ukraina mengatakan mereka telah mengusulkan pada putaran terakhir pembicaraan dengan Rusia bahwa Ukraina bersedia mengadopsi status netral dengan imbalan jaminan keamanan, yang berarti Kiev tidak akan bergabung dengan aliansi militer atau menjadi tuan rumah pangkalan militer NATO.
Advertisement