Liputan6.com, New York City - Gelombang sanksi ekonomi dari negara Barat mulai membuat Rusia tidak nyaman. Perwakilan Tetap Rusia di PBB, Vasily Nebenzya, ikut mengeluhkan sanksi-sanksi tersebut.
Nebenzya berkata sanksi-sanksi dari Barat bersifat unilateral. Sanksi-sanksi itu diberikan pemerintah Barat, perusahaan, dan sekutu usai Rusia melakukan aksi unilateral ke Ukraina berupa pengakuan daerah separatis dan invasi.
Baca Juga
Advertisement
"Upaya untuk mengisolasi Rusia secara ekonomi, finansial, dan logistik dari jalur kooperasi selama bertahun-tahun sudah memicu krisis ekonomi dengan skala bersejarah," ujar Nebenzya seperti dilansir media pemerintah Rusia, TASS, Rabu (30/3/2022).
Lebih lanjut, Nebenzya berkata ketegangan dalam hal logistik, transportasi, dan finansial hanya bisa terselesaikan apabila sanksi-sanksi itu dicabut.
Perwakilan Rusia itu yakin hal itu bisa membantu masalah di sektor-sektor agrikultur dan pangan. Sebelumnya, beredar video dan foto di media sosial yang menunjukkan panic buying di Rusia.
Komoditas yang dicari-cari masyarakat adalah gula. Namun, pemerintah Rusia berkata pasokan masih aman.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ingin Ukraina Menyerah
Nebenzya menyebut Rusia akan mengikuti aturan internasional untuk menerima pasukan Ukraina yang menyerah. Selain itu, pihak Rusia juga meminta agar tawanan Rusia diperlakukan dengan layak.
Sudah sebulan lebih pasukan Rusia menyerang Ukraina. Korban jatuh dari tentara Ukraina dan Rusia, serta masyarakat sipil.
Pihak Rusia berkata siap membuka koridor kemanusiaan, namun curiga jika Barat mengirim bantuan dengan ambulans milik PBB atau organisasi internasional.
"Kami tidak bisa mencoret penyamaran kendaraan-kendaraan milik organisasi-organisasi tersebut atau kendaraan dengan simbol medis dari negara-negara terdekat mungkin mengirim senjata," ujarnya.
Advertisement