Liputan6.com, Jakarta - Bulan Ramadhan bisa menjadi kesempatan untuk membuat tubuh secara sehat. Saat puasa, seseorang bisa diet agar makin fit, serta melakukan detoks.
Namun, hal sebaliknya bisa terjadi apabila asupan makan tidak diatur saat berbuka. Pakar kesehatan pun menyorot agar tak mengkonsumsi gula dan garam secara berlebih.
Baca Juga
Advertisement
Pakar nutrisi Dr. Kawther Hashem dari situs Action on Sugar berkata agar mendahulukan menyantap makanan sehat sebelum gula yang mengandung kalori tinggi. Ia menyebut lebih baik fokus makanan bernutrisi seperti buah, sayur, serta makanan berserat untuk berbuka.
"Tipe-tipe makanan itu akan memberikan vitamin, mineral, serat, dan energi yang benar-benar dibutuhkan selama Ramadhan. Setelahnya barulah nikmati makanan-makanan manis, dan sedikit saja," ujarnya seperti dikutip Rabu (30/3/2022).
Dr. Hashem juga mengingatkan bahwa saat puasa kesempatan untuk membakar kalori menjadi berkurang.
Makanan yang tinggi kalori bisa memicu lemak di dalam tubuh, sehingga bisa membuat kegemukan, serta berbagai masalah kesehatan lain.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Garam
Yang tak kalah penting adalah asupan garam di kala Ramadhan. Garam bisa menyebabkan gampang dehidrasi, padahal seseorang harus puasa sepanjang hari.
"Ini karena garam bisa memiliki efek langsung apabila dikonsumsi secara berlebihan. Makan makanan yang asin atau menambah banyak garam saat makan atau ketika memasak untukmu atau keluargamu bisa membuat dirimu merasa luar biasa haus dan dehidrasi," jelas Dr. Hashem.
Ia pun menyarankan agar mengurangi konsumsi garam secara bertahap agar lidah bisa terbiasa.
Dr. Hashem menjelaskan bahwa memerhatikan asupan gula dan garam dinilai bisa memberikan perbedaan ketika menjalani puasa, serta bagi kesehatan di masa yang akan datang.
Advertisement