Dukung Program Mitra Tani, Ma'ruf Amin: Tinggal di Desa, Rezeki Kota, Bisnis Mendunia

Ma'ruf Amin menilai pangsa pasar dunia terhadap buah-buahan dari Indonesia masih cukup besar.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 30 Mar 2022, 20:35 WIB
Wapres Ma'ruf Amin di Demplot Desa Pulung Ponorogo, Jawa Timur, Rabu (30/3/2022).

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin sangat mengapresiasi kerja sama antara pemerintah dengan perusahaan, bank, dan berbagai pihak lainnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan para petani di desa lewat program mitra usaha tani.

Hal itu disampaikannya saat menghadiri langsung acara panen pisang cavendish di Demplot Desa Pulung, Ponorogo, Jawa Timur.

"Jadi, ini saya kira menjadi program pemerintah sekaligus juga untuk menghindarkan terjadinya perpindahan masyarakat urbanisasi ke kota-kota, menghindari urbanisasi. Tetapi memang desa juga harus menarik. Istilah yang sering diucapkan orang, tinggal di desa, rezekinya rezeki kota, kemudian bisnisnya bisnis mendunia," tutur Ma'ruf di Ponorogo, Rabu (30/3/2022).

Menurut Ma'ruf, pangsa pasar dunia terhadap buah-buahan dari Indonesia masih cukup besar. Sebab itu, perlu ada kerja  sama dalam upaya meningkatkan produksi, baik dari segi kuantitas, kontinuitas, maupun juga kualitas.

"Nah, ini sekarang juga melalui pisang cavendish. Dia tinggal di desa, tapi rezekinya rezeki kota, dia berjualan sampai ke Singapura, ke Timur Tengah, ke Cina, dan lain sebagainya. Ini saya kira pemberdayaan masyarakat desa, ini menjadi suatu prioritas untuk menyejahterakan masyarakat kita," jelas Wapres. 

Menilik konsep Creating Shared Value (CSV) yang diterapkan dalam program ini, lanjut Ma'ruf, perusahaan dituntut untuk memainkan peran ganda yakni menciptakan nilai ekonomi dan nilai sosial. Salah satu bentuknya adalah menjadi mitra bagi petani.


Pola Kemitraan di Sektor Pertanian

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebut, konsep sustainable development menjadi dasar dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.

Pola kemitraan di sektor pertanian dinilai Ma'ruf sangat penting untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, sehingga menggerakkan sumber daya perdesaan untuk menghasilkan produk yang berdaya saing.

Bagi petani, kemitraan dapat mengatasi masalah pembiayaan usaha pertanian, memperbaiki kualitas produk, dan meningkatkan akses pasar bagi produk yang dihasilkannya, sementara perusahaan juga akan memperoleh persediaan bahan baku yang berkualitas.

"Senin lalu juga saya menghadiri kegiatan penanaman jagung dan kedelai di Kabupaten Purwakarta, sebagai bentuk kemitraan antara Yayasan Sosial Kemasyarakatan, Perum Perhutani, dan para petani dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan. Perhutani menyediakan lahan untuk ditanami jagung dan kedelai oleh para petani. Dan pola kemitraan ini selayaknya juga dikembangkan di wilayah lain guna mendukung kemandirian pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Ma'ruf.

Untuk pengembangan budidaya pisang cavendis, kata Ma'ruf, tercatat sudah berhasil dikembangkan dan diekspor di beberapa daerah, antara lain Aceh, Lampung, sejumlah wilayah di Jawa Timur seperti Blitar, kemudian Jawa Barat ada Garut, Sukabumi, hingga Bali yakni daerah Jembrana.

"Saya ucapkan selamat atas buah manis dari penanaman pisang Cavendish di Desa Pulung ini. Dan saya harap areal tanam bisa semakin meluas mengikuti jejak keberhasilan program serupa di Tanggamus, Lampung, yang sudah berkembang," Ma'ruf menandaskan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya