Liputan6.com, Jakarta - Orang-orang di seluruh Jepang merayakan puncak musim bunga sakura setelah satu minggu pencabutan pembatasan Covid-19. Perayaan itu sekaligus memicu kekhawatiran pandemi kembali meningkat.
Dilansir dari Japan Today, pada Rabu (30/3/2022), bunga sakura di Jepang mulai bermekaran penuh pada minggu ini. Puncaknya di Tokyo pada Minggu, 3 April 2022.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Badan Meteorologi Jepang, musim bunga sakura itu menarik banyak orang. Sebelumnya, mereka telah menghindari berpartisipasi dalam tradisi nasional selama dua tahun belakangan karena pandemi Covid-19 yang melanda.
Di Taman Chidorigafuchi, tempat hanami atau bunga sakura yang terkenal di barat laut Istana Kekaisaran, ribuan orang melihat bunga merah muda pucat yang lembut. Mereka sambil berjalan-jalan di bawah deretan pohon atau dari perahu dayung di parit istana.
“Saya merasa hidup akhirnya kembali normal. Di sini, di pusat kota, orang-orang telah menunggu ini (musim bunga sakura) begitu lama,” ujar Takanori Shiwaku, pemilik kafe berusia 62 tahun yang mengagumi bunga-bunga di taman.
Hal yang sama dirasakan oleh Midori Hayashi, seorang pensiunan berusia 75 tahun yang sebagian besar tinggal di rumah selama dua tahun terakhir. “Saya ingin datang ke sini tahun ini, dan saya sangat senang,” kata dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Arti Bunga Sakura Jatuh
Takanori mengatakan, bunga sakura yang mekar dan kemudian jatuh secara massal, berkonotasi rasa kemurnian. Itu yang membuat ia mengagumi musim bunga sakura.
Bunga sakura adalah bunga favorit Jepang dan biasanya mencapai puncaknya pada akhir Maret hingga awal April. Tepat di saat negara tersebut merayakan awal tahun sekolah dan bisnis baru.
Advertisement
Tak Berkumpul di Bawah Pohon
Di banyak taman, tahun ini pengunjung diminta untuk tidak berkumpul di bawah pohon untuk pesta minum (cara tradisional merayakan musim ini). Hal itu sebagai bagian dari langkah anti-virus.
Tokyo melaporkan 7.846 kasus baru pada hari Selasa, 29 Maret 2022. Masih lebih dari dua kali lipat 3.533 seminggu sebelumnya dalam kebangkitan yang dikaitkan dengan subvarian omicron baru.
Kenaikan Kasus Baru
Secara nasional, Jepang mencatat adanya 29.740 kasus baru yang naik sedikit dari minggu sebelumnya pada Senin, 28 Maret 2022. Total kasus di negara itu mencapai sekitar 6,4 juta, termasuk sekitar 28.000 kasus kematian.
"Penyebaran subvarian BA.2 dari omicron yang menggantikan varian yang ada dengan kecepatan yang signifikan,” ujar Gubernur Tokyo, Yuriko Koike. (Natalia Adinda)
Advertisement