Kisah Gula Semut Wonosobo Tembus Ekspor Kanada dan India

Gula semut produksi Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah diekspor ke dua negara, yakni Kanada dan India

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Mar 2022, 16:00 WIB
Industri gula semut Wonosobo. (Foto: Liputan6.com/Humas Pemkab Wonosobo)

Liputan6.com, Wonosobo - Gula semut produksi Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah diekspor ke dua negara, yakni Kanada dan India. Selain itu, sejumlah pelanggan tetap di Indonesia juga menjadi pasar potensial produk industri rumahan ini.

Penggagas usaha gula semut, Muh Na’am, mengatakan tiap bulan, produksi gula semut mencapai 18-22 ton. Dari jumlah itu, sebagian diserap oleh pasar dalam negeri, lainnya diekspor. Dari jumlah itu, sebanyak 3 ton diserap untuk pasar dalam negeri, lainnya masuk pasar ekspor.

Warga Mendongan Desa Gondowulan Kecamatan Kepil ini menjelaskan, gula semut ini berbahan baku gula kelapa yang diambil dari para petani yang sudah bermitra dengan koperasi produsen miliknya. Toal ada 362 orang petani.

Dan semuanya telah mendapatkan sertifikasi lahan, EU dan USDA dari CU, yang memastikan lahan tersebut memenuhi syarat karena lahan organik, sehingga gula cetak hasil produknya dijamin sehat karena tanpa bahan campuran.

"Kami mempunyai petani binaan sebanyak 362 orang yang menjadi pemasok gula sebagai bahan baku. Semuanya ikut disertifikasi lahanya dari CU, yaitu EU dan USDA, yang jelas organik, sehingga gula cetak dari mereka jelas sehat karena organik tanpa bahan campuran apapun, jika terdeteksi ada campuran maka tidak lolos uji untuk diekspor," ungkap Na’am, dikutip dari keterangannya, Rabu (30/3/2022).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Sentra Gula Kelapa di Wonosobo

Industri gula semut Wonosobo. (Foto: Liputan6.com/Humas Pemkab Wonosobo)

Istri Na'am yang juga pengurus koperasi, Siti Mungawanah mengatakan, sedikitnya ada empat wilayah Kecamatan di Kabupaten Wonosobo ini yang berlimpah kelapa, yakni Kepil, Kalibawang, Kaliwiro dan Wadaslintang. Daerah ini menjadi sentra penghasil turunan olahan kelapa, terutama gula. Bahkan beberapa petani mengandalkan sektor ini sebagai satu-satunya mata pencaharian mereka.

Melihat potensi itu, Siti Mungawanah dan suaminya Muh Na'am menggagas untuk mengolah gula kelapa menjadi gula semut. Selain menampung para petani penghasil gula kelapa, ini bertujuan untuk mendongkrak nilai jual dari gula kelapa tersebut.

"Di gula semut ini, kami berdiri sejak 2016 lalu, bermula karena melihat potensi kelapa disini sangat baik dan karena ini menjadi penghasilan satu-satunya bagi para petani, maka kami mempunyai ide untuk merubah menjadi gula semut agar harganya naik," tutur Siti.

Hasil kerja keras itu kemudian menuai hasil. Dalam satu bulan koperasi mampu memproduksi 18 hingga 22 ton gula semut.

Dan tercatat sejak tahun 2020 lalu sudah mengantongi sertifikasi dari Contol Union (CU). Sehingga dari itu walaupun masih ikut sub ekspor ia berhasil menembus pasar ekspor ke Canada dan India. Untuk nasional produknya juga masuk di dapur Paspampres 3 ton tiap bulanya.

"Di tahun 2020 kami sudah bersertifikasi dari Control Union, dari usaha kecil-kecilan saya, walupun masih ikut sub ekspor namun kami sudah bisa berhasil produksi 28 hingga 22 ton perbulan, sehingga gula semut kami sudah bisa tembus ekspor ke kanada dan India, dan untuk nasional kami rutin mengirim ke dapur paspampres 3 ton tiap bulanya," ucap Siti.

Tim Rembulan

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya