Liputan6.com, Mariupol - Presiden Rusia Vladimir Putin berkata akan berhenti menyerang apabila kota Mariupol di Ukraina menyerah. Mariupol adalah lokasi strategis di tenggara Ukraina.
Dilaporkan BBC, Kamis (31/3/2022), komentar itu dibuat Presiden Putin ketika berbincang via telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Selasa lalu. Serangan akan berhenti jika tentara Ukraina menyerah.
Baca Juga
Advertisement
"Untuk menyelesaikan situasi kemanusiaan yang sulit di kota ini, militan nasionalis Ukraina harus berhenti melawan dan menurunkan senjata mereka," ujar pihak Kremlin.
Pemerintah Prancis menilai situasi di Mariupol sudah seperti bencana. Prancis, Yunani, Turki dan sejumlah grup kemanusiaan sudah punya rencana untuk evakuasi kota.
Gencatan senjata selama sehari diberlakukan pada Kamis ini. Sebelumnya, gencatan senjata gagal dan kedua pihak saling menyalahkan. Ukraina juga menuding Rusia berusaha menggiring evakuasi ke wilayahnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Korban Ribuan
Wali Kota Mariupol Vadym Boichenko mengklaim ada ribuan orang yang terbunuh akibat serangan Rusia. Belum diketahui apakah jumlah itu akurat. Pihak PBB berkata jumlah korban tewas di Ukraina sudah di atas 1.000 orang, namun angka pastinya belum diketahui karena situasi menyulitkan verifikasi.
PBB khawatir bahwa jumlah kematian sebenarnya lebih besar. Jutaan warga Ukraina juga terpaksa mengungsi di dalam dan luar negeri akibat serangan Rusia.
Sebelumnya, negosiator Ukraina dan Rusia telah bertemu di Turki untuk membahas gencatan senjata. Muncul pula wacana agar Presiden Rusia bertemu Presiden Ukraina.
Kondisi ekonomi Rusia saat ini juga sudah mulai merasakan sanksi-sanksi ekonomi dari Barat. Sanksi diberikan dari sektor keuangan hingga teknologi.
Advertisement