Liputan6.com, Jakarta Indonesia kembali menekankan pentingnya agenda pemulihan ekonomi yang diusung dalam Presidensi G20 2022, Recover Together Recover Stronger.
Hal itu disampaikan Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara dalam pidatonya di acara Global Solution Summit 2022 di Berlin, Jerman, Kamis (31/3/2022).
Advertisement
“Presidensi Indonesia bertopang pada tiga pilar, yaitu meningkatkan produktivitas, memperkuat ketangguhan dan stabilitas, dan memastikan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan," elas Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara.
Wamenkeu menjelaskan, pengendalian pandemi dari sisi kesehatan tetap menjadi prioritas utama dalam agenda Presidensi Indonesia.
Setelah menghadapi dua tahun yang sulit karena pandemi, dunia berangsur pulih seiring dengan berjalannya vaksinasi, termasuk Indonesia. Pelaksanaan vaksinasi di Indonesia tidak mudah, karena bentuk geografis Indonesia yang berupa negara kepulauan.
Namun, pemulihan di seluruh wilayah tetap menjadi target utama untuk mencapai kekebalan kelompok. Pemulihan global juga harus merata agar tidak ada yang tertinggal.
Negara-negara juga sudah memulai perpindahan menuju endemi dengan aturan pergerakan masyarakat yang lebih rileks. Perpindahan menuju endemi adalah sisi permintaan yang akan mulai bergerak. Sementara di sisi suplai, kita lihat ada gangguan pasokan.
“Kedua hal ini akan menaikkan harga sehingga inflasi kita antisipasi dengan baik”, ujar Suahasil.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Inflasi
Disisi lain, inflasi yang terjadi karena kenaikan harga barang secara umum sudah diantisipasi Pemerintah dengan bauran kebijakan untuk menjaga daya beli masyarakat dan melindungi golongan rentan dan miskin.
Tapi, saat ini terjadi tensi geopolitik yang berdampak pada harga bahan bakar dan mempengaruhi sektor keuangan. Ini menjadi tugas tambahan yang harus dihadapi Presidensi G20.
G20 merupakan forum kuat yang telah membuktikan kepiawaiannya dalam menyediakan platform untuk consensus. Di masa lalu, inisiatif Multilateral Instrument dan Base Erosion and Profit Shifting berhasil disepakati berkat arahan G20 dengan bantuan OECD.
“Indonesia akan terus mendukung agenda perpajakan internasional untuk memastikan implementasinya berjalan dengan baik. Keberlanjutan pembahasan topik-topik penting merupakan salah satu amanat penting dalam Presidensi yang harus dilaksanakan,” tegasnya.
Hal penting lainnya yang menjadi fokus Indonesia dalam Presidensi G20 adalah transisi energi. Meski, transisi energi tidak mudah bagi Indonesia yang merupakan negara berkembang.
Kendati begitu, dalam dua tahun pandemi, Indonesia mengalami surplus listrik tetapi hal itu tidak akan menghalangi kita dari bergerak menuju transisi energi.
“Pemerintah Indonesia menargetkan hasil kerja (deliverables) yang nyata dan konkret dari Presidensi G20 Indonesia di tahun 2022 ini. Kami pastikan bahwa Presidensi Indonesia akan terus membahas agenda yang penting bagi dunia,” pungkasnya.
Advertisement