Liputan6.com, Jakarta Tidak perlu ragu melakukan vaksinasi COVID-19 saat berpuasa. Dokter spesialis penyakit dalam yang juga vaksinolog Dirga Rambe Sakti mengatakan bahwa vaksinasi yang dilakukan saat berpuasa itu aman.
"Tidak ada bukti bahwa vaksinasi yang dilakukan pada saat berpuasa memberikan risiko efek samping tambahan," kata Dirga dalam keterangan tertulis ke Liputan6.com ditulis Kamis (31/3/2022).
Advertisement
Mengenai reaksi pascavaksinasi seperti nyeri atau pegal di bekas suntikan, demam, sakit kepala, dan lainnya, merupakan sesuatu yang wajar. Dirga mengatakan bahwa kondisi ini tanda bahwa tubuh sedang bereaksi dalam rangka membentuk antibodi. Ingat, bahwa reaksi tersebut bisa terjadi pada saat berpuasa maupun tidak.
"Reaksi pascavaksinasi umumnya berlangsung singkat dan dapat terjadi baik bagi orang yang berpuasa ataupun tidak," kata Dirga.
Berpuasa Meningkatkan Efektivitas Vaksin
Dirga menerangkan bahwa secara medis, berpuasa alias tidak makan dan tidak minum selama beberapa jam dalam sehari dikenal sebagai intermittent fasting (IF).
Berpuasa dapat dilakukan karena alasan religius seperti halnya puasa Ramadhan ataupun karena alasan kesehatan. Dan, rupanya berpuasa memberikan manfaat baik bagi kesehatan.
"Pada orang yang berpuasa, terjadi peningkatan aktivitas neutrofil, monosit, dan sel natural killer; yang semuanya berperan dalam meningkatkan imunitas kita," terang Dirga.
Mengutip laporan dari Integr Food Nutr Metab tahun 2020, Dirga mengatakan bahwa produksi sel B yang berperan untuk menghasilkan antibodi juga meningkat saat berpuasa. Lalu, tak makan dan minum selama beberapa jam juga mengurangi reaksi inflamasi dan stress oksidatif.
IF juga meningkatkan proses autofagi sehingga sistem imunitas lebih efektif melawan berbagai macam mikroorganisme.
Melihat fakta yang ada dari berbagai studi, berpuasa justru dapat meningkatkan imunitas tubuh. Komponen- komponen yang berperan dalam sistemimunitas, seperti sel B dan makrofag, berespons lebih baik pada saat berpuasa.
"Secara teoretis, kondisi ini juga dapat meningkatkan efektivitas vaksin," terang Dirga yang mengambil master vaksinologi di University of Siena, Italia itu.
Advertisement