Liputan6.com, Yogyakarta - Upaya merayu wisatawan agar kembali berkunjung ke Yogyakarta gencar dilakukan. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) kembali menggelar Sosialisasi Sadar Wisata bagi masyarakat di 10 kampung wisata Yogyakarta.
Selama dua hari, 29 dan 30 Maret 2022, ini mendapat sosialisasi yang berkelanjutan dengan pelatihan potensi produk pariwisata, kewirausahaan, dan pelatihan bidang pariwisata lainnya wisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sepuluh kampung wisata di Yogyakarta itu, meliputi, Kampung Wisata Kadipaten, Kauman, Rejowinangun, Warungboto, Purbayan, Taman Sari, Pakualaman, Cokromenduran, Sosromenduran, dan Sayidan.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Menparekraf Sandiaga Uno, penerapan Sapta Pesona Plus CHSE di destinasi wisata menjadi suatu hal yang sangat krusial dan penting untuk meyakinkan wisatawan. Sebab akan mengubah wajah pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Saat ini wisatawan akan cenderung memilih destinasi yang mengedepankan rasa aman, nyaman, bersih, sehat dan seiring keberlanjutan lingkungan,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu (30/3/2022).
Oleh karena itu, ia mendorong agar masyarakat dalam hal ini pengelola destinasi wisata dan desa wisata untuk terus mempersiapkan diri dalam meningkatkan kapasitas terutama dalam penerapan sapta pesona plus CHSE dan bagaimana memberikan pelayanan di atas standar.
Saksikan video pilihan berikut ini:
CHSE Jadi Harapan
Plt. Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf, Frans Teguh, dalam pembukaan kegiatan Sosialisasi Sadar Wisata di Yogyakarta, menilai sosialisasi sadar wisata penting untuk mempersiapkan masyarakat di sekitar destinasi termasuk desa atau kampung wisata dalam menyambut pengunjung agar wisatawan mendapatkan pengalaman yang berkesan.
“Ini adalah fondasi bagaimana sebuah desa atau destinasi bisa bertahan tidak hanya di masa pandemi melainkan juga untuk selanjutnya,” tutur Frans.
CHSE menjadi harapan untuk membangun komitmen dan kredibilitas daerah wisata, sehingga pengunjung merasa nyaman, aman dan percaya.
Terkait Pelayanan Prima, ia menjelaskan hospitality penting dalam memberikan pengalaman berkesan bagi pengunjung saat berada di desa atau kampung wisata. Selain itu, kampung atau desa wisata harus mempertahankan karakteristik, keunikan, dan nilai-nilai lokal yang dimiliki.
“Jangan kehilangan karakteristik dan lokalitas. Ini harus kita kemas, kita kelola dengan terus berinovasi,” ucapnya.
Inovasi, adaptasi, dan kolaborasi menjadi kunci untuk mendorong industri pariwisata agar semakin berkualitas dan berkelanjutan.
Kegiatan kampanye sadar wisata ini sudah dimulai dari pertengahan Maret 2022. Sebelum Yogyakarta, Kemenparekraf menyasar Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) lebih dulu. Rencananya, kampanye ini akan berlangsung di 65 desa wisata di enam destinasi prioritas (DPP) pada 2022 sampai 2023.
Advertisement