6 Cara untuk Melepaskan Masa Lalu dan Hidup Tanpa Penyesalan

Berikut ini beberapa cara untuk melepaskan masa lalu dan hidup tanpa penyesalan

oleh Sulung Lahitani diperbarui 01 Apr 2022, 12:05 WIB
Ilustrasi kata-kata, mutiara bijak, perdamaian. (Photo by Nathan Fertig on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Pengalaman hidup mempengaruhi orang dengan cara yang berbeda. Beberapa orang merasa mudah untuk move on setelah mengalami pengalaman yang menantang, sementara yang lain menemukan bahwa pengalaman ini memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan mental mereka.

Melepaskan masa lalu bisa jadi menantang, tapi bukan tidak mungkin. Setiap peristiwa penting di masa lalu, terutama jika itu traumatis menyebabkan luka psikologis yang parah, dan dapat memengaruhi filter yang Anda gunakan untuk melihat kehidupan.

Penyesalan, rasa bersalah, malu, dendam, marah, sakit hati adalah semua emosi negatif yang berat, yang jika tidak dilepaskan, menumpuk menjadi apa yang kita kenal sebagai 'beban emosional'. Berapa banyak dari kita yang berjalan membawa barang bawaan yang kita kumpulkan dalam perjalanan hidup kita?

Ada berbagai cara untuk melepaskan jika saja Anda bersedia. Ini melibatkan latihan self-compassion, mindfulness sebagai cara untuk fokus pada saat ini, bukan masa lalu, atau mencari bantuan dari seorang profesional untuk mengeksplorasi emosi yang belum terselesaikan.

Ms Urvashi, seorang pelatih kesejahteraan emosional berbagi dengan kami beberapa tips bermanfaat yang perlu diingat saat mencoba melepaskan masa lalu. Jika Anda merasa terjebak dalam kebiasaan pengalaman masa lalu Anda, cobalah tips ini untuk melepaskannya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

 


1. Tahan emosimu

Ilustrasi Kesepian Credit: unsplash.com/Anthony

Kenangan peristiwa masa lalu dapat memunculkan emosi yang kuat. Membiarkan diri Anda merasakan perasaan itu tanpa syarat, tanpa berusaha melawan atau memperbaikinya, adalah langkah penting untuk memproses apa yang terjadi. Ini bisa sulit, jadi mungkin membantu untuk mengungkapkan perasaan ini di tempat yang aman, seperti di jurnal, dengan teman tepercaya, atau dengan terapis.

 


2. Mengambil tanggung jawab

Ilustrasi (Sumber: unsplash/Majkl Velner)

Bertanggung jawab penuh atas perasaan Anda bisa sangat memberdayakan. Ini tidak berarti menyalahkan diri sendiri, tetapi hanya mengakui apa yang terjadi dan mengambil alih tindakan masa lalu.

3. Pernapasan dalam

Anda membawa di dalam diri Anda, alat untuk membuka keadaan tenang – napas Anda! Temukan tempat yang tenang dan tutup mata Anda dengan menarik napas dalam-dalam beberapa kali. Fokus pada menghirup dan menghembuskan napas. Ketika pikiran masa lalu muncul, biarkan sejenak sebelum mengembalikan fokus ke pernapasan. Jadikan ini praktik sehari-hari bersama dengan meditasi.

 


4. Berlatih perhatian

Pentingnya Persiapkan Mental Sebelum Mulai Berolahraga, Apa Saja Kiatnya? (dok. Cliff Booth via Pexels/ Brigitta Bellion)

Perhatian penuh adalah hidup di saat ini, tidak berdiam di masa lalu atau mengkhawatirkan masa depan. Manjakan diri dalam latihan landasan atau meditasi mindfulness terpandu selama 10 menit sehari dapat menghentikan otak dari overdrive pemikiran negatif dan membawa pikiran Anda kembali ke keamanan saat ini.

5. Latih belas kasih dan penerimaan diri sendiri

Self-compassion melibatkan memperlakukan diri sendiri dengan kebaikan, perhatian, dan pengampunan yang sama seperti yang Anda berikan secara cuma-cuma kepada orang lain. Penerimaan hanyalah menerima tanpa menghakimi. Waspadalah terhadap self-talk negatif Anda sendiri.

 


6. Terbuka untuk pengampunan

Ilustrasi meditasi | pexels.com

Topik pengampunan kontroversial di antara orang-orang yang pernah mengalami pengkhianatan, ketidakadilan, atau pelecehan. Pengampunan tidak berarti memaafkan tindakan merugikan orang lain atau menerima permintaan maaf mereka. Sebaliknya, pengampunan adalah sebuah pilihan.

Itu berarti memotong tali pusat dengan peristiwa yang menyakitkan itu dan melanjutkan. Ini mungkin melibatkan pemrosesan rasa sakit emosional, memahami apa yang menyebabkannya, dan menerima pelajaran yang dicari pikiran Anda dari peristiwa-peristiwa itu. Memaafkan berarti membebaskan seorang tahanan dan menemukan bahwa tahanan itu adalah Anda.

Penting untuk diingat bahwa Anda bukan masa lalu Anda, Anda bukan kesalahan Anda dan Anda bukan apa yang Anda lalui. Bebaskan diri Anda dari belenggu menahan semuanya. Bicaralah tentang apa yang mencabik-cabik Anda di dalam. Ekspresikan emosi yang Anda rasakan kepada pelatih, mentor, atau teman yang dapat Anda percayai dan sederhananya, lepaskan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya