Liputan6.com, Jakarta Wacana perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi menjadi tiga periode terus mengemukan. Temuan survei Polmatrix Indonesia menunjukkan Jokowi masih unggul dalam bursa calon presiden, dengan elektabilitas paling tinggi yaitu mencapai 40,5 persen.
Dengan masuknya nama Jokowi, nama-nama yang kerap beredar dalam bursa capres tertekan ke bawah tingkat elektabilitasnya. Prabowo misalnya, pada survei bulan Desember 2021 tercatat meraih 19,5 persen, tetapi kini melorot menjadi 12,8 persen.
Advertisement
Demikian pula dengan Ganjar Pranowo, yang unggul pada survei Desember 2021 sebesar 19,5 persen, anjlok hingga tersisa 9,5 persen. Sebaliknya dengan Puan Maharani, dari sebelumnya berada di papan bawah sebesar 1,4 persen kini melonjak hingga 3,0 persen.
Jokowi masih diunggulkan oleh publik sebagai capres terkuat, di sisi lain Puan yang semula di papan bawah elektabilitasnya melejit,” ungkap Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia Dendik Rulianto dalam press release di Jakarta pada Kamis (31/3/2022).
Menurut Dendik, usulan Jokowi tiga periode masih terkendala oleh ketentuan dalam konstitusi.
Secara politik, manuver sejumlah elite politik untuk mendorong Jokowi tiga periode dapat berbenturan dengan rencana koalisi PDIP-Gerindra untuk mengusung Prabowo-Puan.
Realitas politik juga menunjukkan bahwa kemenangan Jokowi dalam dua pemilu berturut-turut disokong kuat oleh PDIP. “Melejitnya elektabilitas Puan tidak lepas dari magnet PDIP sebagai kekuatan yang diharapkan bisa menjegal wacana Jokowi tiga periode,” tegas Dendik.
Sebelum ramai wacana tersebut, elektabilitas Puan hanya berkisar 0,9-1,4 persen dalam setahun terakhir. “Menguatnya dukungan terhadap Puan juga menunjukkan soliditas di internal PDIP sangat kuat, sebaliknya dengan Ganjar yang melemah,” lanjut Dendik.
Hal ini sekaligus menjadi tantangan bagi Ganjar yang sebelumnya merajai elektabilitas.
"Ganjar kerap diidentikkan dengan figur penerus Jokowi, basis dukungannya beririsan dengan pendukung Jokowi, dan minim dukungan dari elite PDIP,” jelas Dendik.
"Dengan tampilnya kembali faktor Jokowi, basis pemilih PDIP kini terbagi menjadi 3 kelompok besar, antara pendukung Jokowi, Ganjar, dan Puan,” tandas Dendik. Jika Puan makin menguat, Ganjar harus mulai membuka komunikasi dengan partai-partai politik selain PDIP.
Posisi empat dan besar lima diduduki oleh Anies Baswedan (9,0 persen) dan Ridwan Kamil (4,7 persen). Terpaut tipis di bawah Puan adalah Sandiaga Uno (2,9 persen), disusul oleh Erick Thohir (2,3 persen) dan Agus Harimurti Yudhoyono (2,0 persen).
Sejumlah Tokoh Muncul di Survei
Selain Puan yang terkerek elektabilitasnya, ada pula Airlangga Hartarto sebagai salah satu figur kuat pendukung Jokowi tiga periode yang elektabilitasnya naik menjadi 1,8 persen, di tengah turunnya elektabilitas nama-nama yang lain.
Kenaikan elektabilitas Airlangga juga menggeser Tri Rismaharini (1,3 persen), Khofifah Indar Parawansa (1,0 persen), dan Giring Ganesha (0,7 persen). Lalu muncul nama Muhaimin Iskandar (0,5 persen) dan Zulkifli Hasan (0,4 persen) yang juga pendukung Jokowi tiga periode.
Selanjutnya ada Mahfud MD (0,2 persen), dan nama-nama lainnya hanya 0,1 persen atau nihil dukungan. Selain itu masih ada 7,0 persen responden yang menyatakan tidak tahu/tidak menjawab.
Survei Polmatrix Indonesia dilakukan pada 11-20 Maret 2022 kepada 2.000 responden mewakili 34 provinsi. Metode survei adalah multistage random sampling (acak bertingkat) dengan margin of error survei sebesar ±2,2 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Advertisement