Liputan6.com, Pekanbaru - Pemerintah Provinsi Riau menggelar apel siaga kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Sebanyak 6.800 personel gabungan Polda Riau dan TNI serta pihak terkait akan diterjunkan agar bencana kabut asap tak terjadi di Bumi Lancang Kuning.
Gubernur Riau Syamsuar menjelaskan, pihaknya sudah menetapkan status siaga darurat kebakaran lahan sejak 21 Maret hingga 30 November tahun ini. Kebijakan ini sebagai antisipasi datangnya musim kemarau dalam beberapa bulan ke depan.
Baca Juga
Advertisement
"Saat ini masih ada daerah yang hujan tapi tetap siaga, apel ini sebagai bagian memulai gerakan kita dari Satgas provinsi dan kabupaten," kata Syamsuar didampingi Kapolda Riau Irjen Mohammad Iqbal, Kamis siang, 31 Maret 2022.
Syamsul berharap masyarakat Riau tidak membakar untuk membuka lahan pertanian ataupun perkebunan. Oleh karena itu, dia meminta bupati hingga kepala desa maupun Kapolres serta Dandim mensosialisasikan bahaya membakar lahan.
"Begitu juga dengan Babinsa dan Bhabinkamtibmas memberikan penyuluhan dan sosialisasi," imbuh Syamsuar.
Pemerintah Provinsi Riau saat ini sudah menyediakan bantuan bagi masyarakat tidak mampu yang ingin membuka lahan pertanian dan perkebunan. Salah satunya ekskavator untuk membersihkan lahan.
"Begitupun juga alat pertanian lainnya, tinggal diajukan, ada di UPT dinas LU di seluruh kabupaten," kata Syamsuar.
Dengan bantuan ini, Syamsuar berharap bisa mengendalikan karhutla Riau. Apalagi mau memasuki Ramadhan ditambah lagi pandemi Covid-19 sehingga masyarakat diharap tidak membakar lahan.
"Media agar sampaikan kepada masyarakat supaya tidak membakar lahan," ucap Syamsuar.
Terkait peralatan pemadaman jika terjadi karhutla nanti, Syamsuar menyebut sudah meminta bantuan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Badan Penanggulangan Bencana Daerah sudah diminta melengkapi administrasi.
"Kalaksa BPBD sudah saya tugaskan merapat ke BNPB," kata Syamsuar.
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Simak video pilihan berikut ini:
Tindak Tegas
Jika nanti ada masyarakat yang masih bandel membuka lahan dengan cara membakar, Syamsuar yakin Kapolda Riau dan Kejati Riau akan menindak tegas. Pembakar lahan akan diusut sesuai prosedur yang berlaku.
Syamsuar menerangkan, 6.800 orang yang disiagakan merupakan personel berpengalaman. Personel sudah biasa menghadapi kebakaran lahan sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.
Pada tahun ini, sudah ada 198 hektare lahan terbakar. Jumlah itu terbilang kecil dibanding tahun-tahun sebelumnya berkat kesigapan petugas di lapangan menjinakkan api.
Pemerintahan Provinsi Riau bersama Polri dan TNI juga sudah memetakan daerah rawan terbakar. Kemudian dibantu Dashboard Lancang Kuning yang selalu melaporkan adanya titik api.
"Laporan ini ditindaklanjuti, petugas turun ke lapangan, saya dapat laporan juga tiap hari," kata Syamsuar.
Sebelumnya, BMKG Pekanbaru memprakirakan kemarau pada tahun ini bersifat normal. Artinya, kemarau bersifat kering sehingga potensi kebakaran lahan sangat besar.
Dua tahun sebelumnya, Riau terbantu oleh fenomena La Nina. Hal ini membuat kemarau lebih basah sehingga lahan tidak mudah terbakar meskipun cuaca terik.
Advertisement