RUPST Bank Raya Angkat Rudhy Sidharta Jadi Komisaris Utama

RUPST PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) menyetujui perubahan komisaris dan direksi pada Kamis, 31 Maret 2022.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 31 Mar 2022, 20:18 WIB
RUPST PT Bank Raya Indonesia Tbk/AGRO, Kamis (31/3/2022) (Foto: PT Bank Raya Indonesia Tbk)

Liputan6.com, Jakarta - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) menyetujui perombakan jajaran manajemen perseroan. Baik dari dewan komisaris maupun dewan direksi.

Berdasarkan hasil RUPST, Kamis (31/1/2022), pemegang saham menunjuk Rudy Sidharta sebagai Komisaris Utama perseroan, menggantikan Budi Satria. Sementara dari jajaran direksi, terdapat dua Direksi baru. Yakni Akhmad Fazri yang menjabat Direktur Keuangan menggantikan Arif Wicaksono.

Kemudian Dedy Hendrianto yang menjabat Direktur Retail Agri & Pendanaan menggantikan Sigit Murtiyoso. Sehingga pada penutupan dari RUPST 2022 hingga RUPST berikutnya, susunan dewan komisaris dan direksi perseroan adalah sebagai berikut:  

Dewan Komisaris

Komisaris Utama: Rudhy Sidharta

Komisaris Independen: Eko B. Supriyanto

Komisaris Independen: Rina Sa’adah

Komisaris Independen: Rama G. Notowidigdo

Komisaris: Achmad F. C. Barir

Direksi  

Direktur Utama: Kaspar Situmorang

Direktur Enterprise Risk Management, Compliance & Human Resources: Ernawan

Direktur Keuangan: Akhmad Fazri

Direktur Retail Agri dan Pendanaan: Dedy Hendrianto

Direktur Digital dan Operasional: Bhimo Wikan Hantoro

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Bakal Penuhi Modal Inti

RUPST PT Bank Raya Indonesia Tbk, Kamis (31/3/2022) (Foto: tangkapan layar/Pipit I.R)

Sebelumnya, PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) berencana memenuhi modal inti minimum Rp 3 triliun pada 2022. Hal itu merujuk pada POJK 12/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum. Di sisi lain, Direktur Utama Bank Raya Indonesia, Kaspar Situmorang mengatakan pemenuhan modal menjadi salah satu strategi perseroan untuk genjot kinerja dan catatkan laba pada 2022.

"Untuk bisa mencapai target tadi, kita perlu melakukan comply terhadap aspek kepatuhannya khususnya yang diatur dalam POJK 12 2020 tentang konsolidasi bank umum. Di mana semua bank harus memiliki minimum modal intinya Rp 3 triliun di tahun ini,” kata Kaspar dalam paparan publik perseroan, Kamis, 31 Maret 2022.

Adapun modal inti perseroan tercatat sebesar Rp 2,08 triliun pada posisi 31 Desember 2021, dengan total ekuitas Rp 2,46 triliun. Kaspar mengatakan angka tersebut telah memenuhi ketentuan modal minimum sesuai dengan yang ditetapkan regulator pada POJK 12/2020 tentang konsolidasi bank umum minimal sebesar Rp 2 triliun pada 2021.

“Untuk itu, maka di tahun ini kita sudah pasti harus menambah modal inti kita untuk comply terhadap peraturan POJK 12/2020 tadi,” kata Kaspar.

Sayangnya, Kaspar tak merinci aksi apa yang akan ditempuh perseroan untuk memenuhi ketentuan modal inti tersebut. Informasi saja, tahun lalu perseroan gear rights issue dengan target dana Rp 1,15 triliun. Dana hasil rights issue itu digunakan perseroan untuk penguatan permodalan terutama sebagai modal kerja perseroan.

"Saya rasa teman-teman (media) sudah mengerti arahnya ke mana. Kita akan comply terhadap peraturan tadi,” kata dia.

 

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya