Liputan6.com, Jakarta - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) menyetujui perombakan jajaran manajemen perseroan. Baik dari dewan komisaris maupun dewan direksi.
Berdasarkan hasil RUPST, Kamis (31/1/2022), pemegang saham menunjuk Rudy Sidharta sebagai Komisaris Utama perseroan, menggantikan Budi Satria. Sementara dari jajaran direksi, terdapat dua Direksi baru. Yakni Akhmad Fazri yang menjabat Direktur Keuangan menggantikan Arif Wicaksono.
Baca Juga
Advertisement
Kemudian Dedy Hendrianto yang menjabat Direktur Retail Agri & Pendanaan menggantikan Sigit Murtiyoso. Sehingga pada penutupan dari RUPST 2022 hingga RUPST berikutnya, susunan dewan komisaris dan direksi perseroan adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama: Rudhy Sidharta
Komisaris Independen: Eko B. Supriyanto
Komisaris Independen: Rina Sa’adah
Komisaris Independen: Rama G. Notowidigdo
Komisaris: Achmad F. C. Barir
Direksi
Direktur Utama: Kaspar Situmorang
Direktur Enterprise Risk Management, Compliance & Human Resources: Ernawan
Direktur Keuangan: Akhmad Fazri
Direktur Retail Agri dan Pendanaan: Dedy Hendrianto
Direktur Digital dan Operasional: Bhimo Wikan Hantoro
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bakal Penuhi Modal Inti
Sebelumnya, PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) berencana memenuhi modal inti minimum Rp 3 triliun pada 2022. Hal itu merujuk pada POJK 12/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum. Di sisi lain, Direktur Utama Bank Raya Indonesia, Kaspar Situmorang mengatakan pemenuhan modal menjadi salah satu strategi perseroan untuk genjot kinerja dan catatkan laba pada 2022.
"Untuk bisa mencapai target tadi, kita perlu melakukan comply terhadap aspek kepatuhannya khususnya yang diatur dalam POJK 12 2020 tentang konsolidasi bank umum. Di mana semua bank harus memiliki minimum modal intinya Rp 3 triliun di tahun ini,” kata Kaspar dalam paparan publik perseroan, Kamis, 31 Maret 2022.
Adapun modal inti perseroan tercatat sebesar Rp 2,08 triliun pada posisi 31 Desember 2021, dengan total ekuitas Rp 2,46 triliun. Kaspar mengatakan angka tersebut telah memenuhi ketentuan modal minimum sesuai dengan yang ditetapkan regulator pada POJK 12/2020 tentang konsolidasi bank umum minimal sebesar Rp 2 triliun pada 2021.
“Untuk itu, maka di tahun ini kita sudah pasti harus menambah modal inti kita untuk comply terhadap peraturan POJK 12/2020 tadi,” kata Kaspar.
Sayangnya, Kaspar tak merinci aksi apa yang akan ditempuh perseroan untuk memenuhi ketentuan modal inti tersebut. Informasi saja, tahun lalu perseroan gear rights issue dengan target dana Rp 1,15 triliun. Dana hasil rights issue itu digunakan perseroan untuk penguatan permodalan terutama sebagai modal kerja perseroan.
"Saya rasa teman-teman (media) sudah mengerti arahnya ke mana. Kita akan comply terhadap peraturan tadi,” kata dia.
Advertisement