Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan Rabu, 31 Maret 2022 dan alami koreksi selama dua hari berturut-turut. Traders atau pedagang pun akhiri kuartal pertama yang sulit untuk wall street.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones turun 550,46 poin atau 1,56 persen menjadi 34.678,35. Indeks S&P 500 tergelincir 1,57 persen menjadi 4.530,41. Indeks Nasdaq susut 1,54 persen menjadi 14.220,52. Koreksi yang terjadi pun semakin dalam pada jam terakhir perdagangan dan ditutup pada posisi terendah.
Pada Kamis, 31 Maret 2022 merupakan hari terakhir pada perdagangan Maret 2022 dan kuartal I yang mungkin telah berkontribusi pada kinerja sehingga manajer investasi ubah portofolio pada akhir periode.
Baca Juga
Advertisement
Pada kuartal I 2022, indeks Dow Jones dan S&P 500 melemah masing-masing 4,6 persen dan 4,9 persen. Indeks Nasdaq susut 9 persen. Rata-rata tiga indeks acuan ini mencatat periode terburuk sejak kuartal I 2020 yang menandai dimulainya pandemi COVID-19 di AS dan membuat indeks S&P 500 jatuh 20 persen.
Di sisi lain, pada kuartal pertama I 2022 juga awal dari siklus kenaikan suku bunga bank sentral AS, inflasi tinggi dan invasi Rusia ke Ukraina yang berkontribusi terhadap kinerja wall street.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sentimen yang Bayangi Wall Street
Meski demikian, Maret ada sedikit titik terang, bagaimanapun karena rata-rata indeks menikmati dua minggu reli yang solid pada minggu terakhir Maret. Indeks S&P 500 dan Nasdaq naik lebih dari tiga persen pada Maret 2022, dan indeks Dow Jones naik 2,2 persen.
“Ada sentimen dorong reli. Sejumlah kejelasan tindakan bank sentral, dan aksi beli,” ujar Chief Investment Neuberger Berman, Erik Knutzen dilansir dari CNBC, Jumat (1/4/2022).
Ia menambahkan, pihaknya berpikir investor akan pada titik tertentu menyadari mengenai pertumbuhan melambat, suku bunga naik dan inflasi masih tinggi. “Ini masih menantang untuk saham,” kata dia.
Sementara itu, saham semikonduktor dan perangkat keras teknologi berada di bawah tekanan di tengah kekhawatiran anakus atas pasar PC ke depan. Saham AMD turun lebih dari 8 persen setelah analis di Barclays menurunkan peringkat saham menjadi equal weight dari weight.
Selain itu, saham HP Inc dan Dell masing-masing turun 6,5 persen dan 7,6 persen setelah diturunkan ke bobot yang sama menjadi equal weight dari overweight oleh Morgan Stanley.
Saham Walgreens Boots turun 5 persen sehingga beban indeks Dow Jones. Rantai farmasi mengalahkan perkiraan untuk kuartal kedua tahun fiskal, meskipun itu sebagian karena permintaan produk terkait pandemi COVID-19.
Saham bank alami koreksi dengan saham JPMorgan Chase turun 3 persen dan Goldman Sachs susut 1,6 persen karena kurva imbal hasil menyempit. Dari sisi data ekonomi, harga PCE inti, ukuran inflasi yang diawasi oleh the Fed tumbuh 5,4 persen year over year (yoy) pada Februari. Hal ini di bawah harapan 5,5 persen.
Advertisement
Menanti Data Ekonomi AS
Wall street mencatat koreksi pada Kamis, 31 Maret 2022 saat sentimen energi datang. Harga minyak turun dengan West Texas Intermediate (WTI) susut lebih dari 6 persen menjadi sekitar USD 100 per barel.
Hal ini setelah pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengumumkan rencana melepaskan 1 juta barel minyak per hari dari cadangan minyak strategis sekitar enam bulan.
Di Ukraina, pasukan Rusia terus mempertahankan posisi di sekitar Kiev dan menembaki ibu kota, menurut pejabat intelijen Inggris. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pembayaran untuk gas alam Rusia perlu dilakukan dalam Rubel, demikian laporan Reuters. Hal tersebut dapat memperumit masalah pasokan energi untuk Eropa.
“Sayangnya kita akan terpental antara kabar baik dan buruk. Itu akan menciptakan beberapa volatilitas,” ujar Chine Investment Officer, Key Private Bank, George Mateyo.
Dari data ekonomi, klaim pengangguran mingguan mencapai 202.000. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan 196.000. Pendapatan naik 0,5 persen memenuhi harapan, sedangkan belanja konsumen kurang naik dari yang diharapkan. Data ekonomi rilis menjelang laporan pekerjaan bulanan yang diikuti dari Departemen Tenaga Kerja. Laporan Maret akan dirilis sebelum bel pembukaan pada Jumat, 1 April 2022.