Desainer Busana Asal Surabaya Hadirkan Batik Khas Kutai Timur, Begini Penampakannya

Menurutnya, pada rangkaian koleksi kali ini, Lia Afif mengusung karya bertajuk Cyclona Ulin yang mempunyai makna sebagai Sang Badai Ulin.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 01 Apr 2022, 08:11 WIB
Lia Afif menghadirkan koleksi batik dengan pewarnaan alam serbuk kayu ulin khas Kutai Timur, Kalimantan Timur. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Surabaya - Desainer busana asal Surabaya Lia Afif menghadirkan koleksi batik dengan pewarnaan alam serbuk kayu ulin khas Kutai Timur, Kalimantan Timur.

“Saya berkolaborasi dengan Pemkab Kutai Timur, dalam mengenalkan potensi wisata dan juga karya pengrajin batik,” ujarnya di Surabaya, Jumat (1/3/2022).

Menurutnya, pada rangkaian koleksi kali ini, Lia Afif mengusung karya bertajuk Cyclona Ulin yang mempunyai makna sebagai Sang Badai Ulin.

"Dengan maksud menghadirkan rangkaian desain busana yang seluruhnya kuat dan beriringan, menjadi satu kesatuan bagai badai dengan warna-warna yang di tarik dari nuansa kayu ulin,” ucapnya.

Di koleksi ini Lia Afif juga memadukan batik dengan warna coklat dan nude sehingga menonjolkan motif Wakaroros yang merupakan motif khas batik Kutai Timur.

Wakaroros, kata Lia adalah motif ukir di kayu ulin, motif ini awalnya digagas oleh Tirah Satriani, Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Timur.

“Ibu Tirah ini yang menggagas pengembangan batik dan motif khas Kutai Timur, Wakaroros adalah motif ukir kayu khas Kutai Timur yang diadopsi menjadi ciri khan batik Kutai Timur,” ujarnya.

Yang menarik sesi pemotretan kali ini juga dilakukan langsung di lokasi Wisata Alam Air Terjun Embang Lemun terletak di Desa Bea Nehas KM65 Narkata Rimba.

"Lokasi ini dipilih sebagai tempat pemotretan untuk mengangkat potensi wisata yang terletak di Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur," ucap Lia.

Meski masih dalam situasi pandemi, namun misi dan visi Lia Afif mengembangkan dan mengenalkan Wastra Nusantara kepada para penikmat fesyen tanah air dan mancanegara tidak akan surut.

"Justru kondisi seperti saat ini, teman-teman pengrajin wastra harus makin jeli menangkap peluang dan mau mengeksplorasi keinginan atau kebutuhan para penikmat fesyen," ujarnya.


Wakaroros dan Sifon

Lia juga membagikan pengalaman selama menekuni dunia fesyen kepada para pengrajin tenun ikat, terutama fesyen busana muslim yang selalu mengangkat potensi wastra Nusantara.

"Pada pemotretan ini, kami memboyong 14 koleksi, dan rencananya koleksi baju ini juga akan dibawa dalam even Indonesian Fashion Week yang akan dihelat di Jakarta pada pertengahan April nanti," ucapnya.

Di koleksi ini, Lia memadukan kain batik khas pedalaman Kutai Timur motif Wakaroros dengan Sifon, Lace, Katun, Organza dan Jacguard.

"Begitu pula dengan warna warna alam dipedalaman hutan di Kutai Timur juga menjadi inspirasi dalam pemilihan warna koleksi Cyclona Ulina," ujarnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya