Jadi Penengah di Invasi Rusia, Presiden Erdogan Jamin Keamanan di Ukraina

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berusaha menjadi penengah di konflik Rusia-Ukraina.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 01 Apr 2022, 10:01 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Dok: Instagram @rterdogan

Liputan6.com, Kiev - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengaku mendapat dukungan dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Keduanya sempat bicara di telepon usai negosiasi Rusia-Ukraina di Istanbul pada pekan ini. 

"Kami berbicara dengan sangat spesifik, terutama tentang prospek-prospek negosiasi di Turki dengan Federasi Rusia. Dan juga tentang pembuatan sistem efektif untuk menjamin negara kami," ujar Zelensky dalam pidatonya, dikutip situs pemerintah Ukraina, Ukrinform, Jumat (1/4/2022).

"Saya bersyukur atas kesiapan Turki untuk menjadi penjamin keamanan bagi Ukraina," lanjut Presiden Zelensky. 

Posisi strategis Turki memang sangat rentan di tengah invasi Rusia, pasalnya Turki punya hubungan dagang yang baik dengan kedua negara.

Daily Sabah melaporkan transaksi dagang Turki dengan dua negara tersebut mencapai rekor terbaru pada tahun lalu. Transaksi dengan Rusia mencapai US$ 34,7 miliar dan dengan Ukraina sebesar US$ 7,4 miliar.

Turki telah mengirim bantuan drone dan bantuan kemanusiaan ke Ukraina, tetapi masih enggan mendukung sanksi ke Rusia

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Cari Bantuan Internasional

Masyarakat dari "Solidaritas untuk Rakyat Ukraina" melakukan unjuk rasa di depan Kedutaan Besar (Kedubes) Rusia, Jakarta, Jumat (4/3/2022). Mereka menyerukan kepada Dubes Rusia di Indonesia untuk bersuara menghentikan serangan yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Presiden Zelensky masih mencari dukungan internasional untuk melawan invasi Rusia. Baru-baru ini, ia berbicara kepada parlemen Australia, Belanda, dan Belgium.

"Saya merasakan dukungan penuh. Saya menunggu langkah-langkah konkrit. Saya meminta sanksi-sanksi yang yang lebih keras terhadap Rusia. Kita harus menekan kepada agresor hingga agresi itu berakhir," ujarnya.

Terkait situasi perang, Zelensky menyorot bahwa daerah Donbas, Mariupol, dan Kharkiv masih mengkhawatirkan. Rusia dituduh sedang mengakumulasi potensi untuk serangan kuat.

Zelensky juga menyebut Rusia sebagai sosok chimera atau monster berkepala singa, bertubuh kambing, dan berekor ular.

"Kita akan melakukan segala yang kita bisa untuk menghentikan para penjajah dan membersihkan negeri kita dari kejahatan dan chimera bodoh mereka," kata Presiden Ukraina.


Infografis Invasi Rusia:

Infografis Putin Akan Hadiri KTT G20 Bali di Tengah Invasi ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya