Menu Sahur dan Buka Puasa bagi Anak dengan Spektrum Autisme

Ramadhan menjadi momen untuk anak-anak termasuk yang menyandang autisme belajar puasa secara bertahap.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 02 Apr 2022, 10:00 WIB
Ilustrasi Menu Buka Puasa, Foto (Ade Nasihudin/liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta Ramadhan menjadi momen untuk anak-anak termasuk yang menyandang autisme belajar puasa secara bertahap.

Saat belajar puasa, waktu berbuka menjadi saat yang ditunggu-tunggu. Di sisi lain, waktu sahur juga perlu dijalani agar kuat melaksanakan puasa seharian.

Lantas, menu apa saja yang baik dihidangkan saat buka dan sahur bagi anak penyandang autisme yang tengah belajar puasa?

Mengenai hal ini, dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jaya, Caessar Pronocitro mengatakan, hingga saat ini belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa anak dengan spektrum autisme membutuhkan atau harus menghindari makanan dengan komposisi tertentu.

“Sehingga, pemberian menu buka dan sahur bagi anak dengan spektrum autisme yang sedang belajar berpuasa pun tidak berbeda dengan anak-anak lainnya,” ujar Caessar kepada Disabilitas Liputan6.com melalui pesan teks ditulis Jumat (1/4/2022).

Simak Video Berikut Ini


Perbanyak Cairan

Ia menambahkan,  untuk berbuka, anak perlu diberi banyak cairan, makanan yang mengandung air, gula alami, serta rendah lemak.

“Misalnya air, susu, jus buah atau smoothies, tanpa gula tambahan. Buah seperti kurma sangat baik karena mengandung gula alami serta mineral dan serat.”

Selain itu, sup yang mengandung kaldu hewani, kacang-kacangan, serta sumber karbohidrat seperti pasta atau biji-bijian juga bisa menjadi pilihan.

“Selanjutnya anak dapat diberikan makan malam dengan komposisi lengkap seperti nasi, ikan atau daging, sayur, dan yogurt.”


Menu Sahur

Untuk sahur, lanjut Caessar, berikanlah banyak cairan serta makanan yang mengandung air.

“Jangan lupa memberikan makanan berkarbohidrat sebagai sumber energi seperti whole grain, nasi, oat atau bubur, dilengkapi dengan sumber protein dan buah-buahan.”

Yang tidak boleh dilupakan oleh orangtua adalah memantau kondisi anak selama berpuasa. Apabila ada tanda dehidrasi seperti kehausan, lemas, mata cekung, bibir kering, atau frekuensi buang air kecil yang berkurang maka sebaiknya anak segera berbuka, tutup Caessar.

 


Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya